Mohon tunggu...
Sukmawati
Sukmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Bukan siapa-siapa

Suka melancong

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Horor dalam Tradisi

3 Agustus 2024   05:46 Diperbarui: 3 Agustus 2024   06:40 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Penampilan Seniman Boyke Sulaiman dalam Berpuisi

Dokpri 
Dokpri 
Ini harus  diskusikan yaitu kalimat harus dapat diterima semua kalangan, karena sebuah karya yang dianggap berkualitas sekalipun,   belum tentu dapat dikatakan atau bahkan sudah dipastikan tidak dapat diterima semua kalangan,  karena setiap jenis karya termasuk cerita horor memiliki pembacanya sendiri.

Karena penerimaan karya oleh pembaca sangat dipengaruhi banyak hal,  bisa karena di luar selera, karena usia, jenis kelamin, pengalaman, termasuk pendidikan, dan ini turut menentukan diterima tidaknya suatu karya.

Jadi kita tidak perlu mengharuskan semua kalangan dapat menerima keberadaan cerita horor, biarlah masyarakat yang memiliki jenis karya sastra apa yang disukainya," lanjut Sunu Wasono.

Namun cerita horor banyak manfaatnya, cerita horor punya hak hidup, sedikit banyaknya cerita horor juga mencerminkan budaya Nusantara, yang pastinya di setiap budaya memiliki tradisinya masing-masing termasuk jejak Horor.

Salam HOROR -sukma-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun