Mohon tunggu...
Sukmawati
Sukmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Bukan siapa-siapa

Suka melancong

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Horor dalam Tradisi

3 Agustus 2024   05:46 Diperbarui: 3 Agustus 2024   06:40 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Penampilan Seniman Boyke Sulaiman dalam Berpuisi

Ketika malam semakin larut dan kegelapan mulai merayap, kadang kita merasa  ada sesuatu yang tak kasat mata sedang mengintai.

Di sudut-sudut gelap, suara-suara samar pun bergema, seakan ada sosok yang berbisik dari dunia lain.

Pernahkah kamu merasakan ada sepasang mata yang mengawasi dari balik tirai atau mendengar langkah kaki di lorong rumah kita ketika kamu sendirian?

Nah, saya pernah merasakan ini, bahkan mungkin sering manakala saya sedang  sendirian di rumah, apalagi kalau rumah itu besar. Sepertinya ada sesuatu yang sedang mengintai saya, tentu saja saya tidak akan bisa tenang dengan situasi seperti itu. 

Ada orang yang bilang, seseorang yang memiliki ketakutan, berarti tidak punya Tuhan. Saya tidak setuju dengan statement tersebut, karena menurut saya, rasa takut yang dimiliki seseorang itu adalah manusiawi. Dan ini horor banget sih....

Ngomongin soal horor, akhir-akhir ini cerita horor memang menjadi topik pembicaraan di mana-mana. Entah apa sebabnya, bagaimana cerita ini mendapat perhatian luas padahal cerita horor boleh dikatakan bukan "barang" baru.

Seperti film di era 70 hingga 80-an yang dibintangi Suzanna banyak mengangkat tema horor. 

Termasuk dalam sastra modern Indonesia pun kita sering menjumpai cerpen-cerpen Riyono Paktikto yang menampilkan kisah horor yang digali dari dunia gaib.

Dokpri Litkom
Dokpri Litkom
Dan hingga kini masih banyak orang memperbincangkan cerita horor, termasuk menyukainya.  Bahkan dalam popularitas film, acara TV horor dan buku soal horor meningkat, ini menunjukkan bahwa genre horor memiliki banyak penggemar.

Pasalnya, cerita horor menarik perhatian dimana dapat memicu adrenalin dan memberikan sensasi ketakutan yang aman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun