Mohon tunggu...
Dr Ing. Suhendra
Dr Ing. Suhendra Mohon Tunggu... Dosen - Konsultan, technopreneur, dosen, hobby traveller

Tinggal di Jogja, hoby travel dan baca. Sehari-hari sebagai konsultan, dosen dan pembina beberapa start-up

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tanpa SAF, Garuda Tidak Boleh Mendarat di Uni Eropa

1 Maret 2024   07:02 Diperbarui: 3 Maret 2024   00:47 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pesawat maskapai penerbangan Garuda Indonesia. (SHUTTERSTOCK/LEONY EKA PRAKASA via KOMPAS.com)

SAF dibuat dari sumber daya terbarukan seperti limbah pertanian, limbah makanan, dan bahkan karbon yang ditangkap dari atmosfer.

Berbeda dengan bahan bakar fosil, SAF dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80% selama siklus hidupnya, tergantung pada bahan baku dan proses produksinya.

Saat ini, berbagai kajian tentang sumber bahan baku dan teknologi produksi SAF mendapat insentif menarik dari Uni Eropa agar target ambisius mulai 2025 tercapai.

Selain menawarkan pilihan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk industri penerbangan, SAF juga telah terbukti mengurangi partikl jelaga yang membentuk efek rumah kaca akibat partikel-partikel terkondensasi yang biasa ditinggalkan bahan bakar fosil dari buangan pesawat di udara.

Secara signifikan efek rumah kaca diturunkan hingga 80% selama siklus hidup bahan dibandingkan dengan bahan bakar fosil tradisional.

Ini karena SAF bisa berasal dari sumber daya terbarukan yang menyerap CO2 dari atmosfer selama pertumbuhan mereka, yang sebagian besar mengkompensasi CO2 yang dilepaskan saat pembakaran.

Bahan baku untuk SAF yang cocok mencakup berbagai sumber yang dapat diperbaharui dan tidak bersaing langsung dengan pangan atau mempengaruhi keanekaragaman hayati secara negatif.

Selain itu, SAF dirancang untuk menjadi "drop-in" fuel, yang berarti dapat digunakan dengan infrastruktur dan mesin penerbangan yang ada tanpa memerlukan modifikasi.

Ini memudahkan integrasi SAF ke dalam operasi penerbangan saat ini dan memungkinkan transisi yang mulus dari bahan bakar fosil.

Maskapai penerbangan menghadapi tantangan untuk mengintegrasikan SAF ke dalam operasi mereka, yang mungkin memerlukan penyesuaian logistik dan teknis.

Agar sejalan dengan aspek komersialisasi global, pertimbangan pemilihan bahan baku SAF juga perlu mempertimbangkan Renewable Energy Directive (RED II) dari Uni Eropa yang melarang bahan baku yang menyebabkan risiko tinggi pada perubahan tataguna lahan (ILUC/ Indirect Land Use Change).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun