Seingat saya, ia menyuruh saya menggosok gigi. Setelah itu ia minta saya berbaring di tempat tidur khusus dengan mulut terbuka. Ia kemudian menyelidik, lalu mengoleskan cairan yang terasa sedikit asam.
Setelah itu ia korek gigi saya dengan alat-alat yang ia punya. Saya merasa sedikit kurang nyaman, tapi masih bisa ditoleransi. Selama proses itu, sesekali saya merasa ada serbuk yang kasar dan sedikit tajam dalam mulut. Ternyata itu adalah karang gigi.
Setelah selesai, saya merasa gigi dan mulut lebih segar. Teman saya itu menyarankan agar rutin melakukan perawatan gigi, tapi kadang saya ingat dan lebih banyak lupanya.
Pembersihan karang gigi itu sudah berlangsung kurang lebih 10 tahun lagi. Saat ini, istri saya yang kebetulan perawat di salah satu puskesmas menyarankan saya ke dokter gigi.
Ia bilang, manfaatkan BPJS yang ada. Ambil surat rujukan di puskesmas, lalu pergi ke dokter gigi untuk membersihkan karang gigi atau pemeriksaan lain.
Saya iyakan, tapi tidak kunjung ambil tindakan. Kenangan trauma masa kecil masih lebih kuat daripada anjuran yang baik.
Tapi, sebaiknya kita memang harus ke dokter gigi. Kesehatan gigi dan mulut kita sangat penting, sebab makanan dan minuman yang membuat kita bertahan hidup hingga saat ini, masuknya lewat mulut.
Kalau mulut dan gigi kita sehat, bagaimana kita bisa bertahan hidup selanjutnya? Saya juga harus segera ke dokter gigi setelah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H