Mohon tunggu...
Suhadi Sastrawijaya
Suhadi Sastrawijaya Mohon Tunggu... Penulis - Suhadi Sastrawijaya

Suhadi Sastrawijaya penulis berdarah Jawa- Sunda. Hobi membaca terutama buku-buku sastra dan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mahkota Surga untuk Ayah

14 Januari 2023   17:47 Diperbarui: 14 Januari 2023   18:00 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun yang mengganjal dipikirannya Nadira adalah pemuda misterius itu. Di Raudhoh ia juga mendoakannya. Sejak dirinya mengikuti kompetisi tahfidz ia selalu mencari tahu keberadaan pemuda misterius bernama Fahmi. Namun tim kreatif televisi juga tak bisa mempertemukan dirinya dengan Fahmi. Pernah juga Nadira mendatangi rumahnya namun kosong, kata tetangganya sudah pindah ke luar negeri. Hingga  rasa penasaran membawanya ke tanah suci hingga pulang kembali ke tanah air.

***

Hari itu hari yang amat bahagia bagi Nadira bersama ibu dan pamannya.  Ia naik taksi dari bandara menuju rumahnya. Kini ia telah kembali dari tanah suci mekah dan pulang menuju kampung halamannya. Beberapa undangan telah ia terima. Ia mendapatkan beberapa undangan untuk mengisi acara training motivasi edukasi di beberapa sekolah terbaik di kotanya dan juga undangan dari beberapa sekolah khusus anak-anak tuna daksa. Dirinya diminta untuk memberikan motivasi untuk mereka. betapa bahagianya Nadira, meskipun hidup dengan keterbatasan fisik tapi dirinya bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Dirinya masih ingat, bagaimana beberapa waktu yang lalu ia menjadi orang yang putus asa. Tak ada keinginan lain selain kematian. Ia merasa hidupnya sudah tak tak ada gunanya lagi. Namun ia sadar Tuhan takkan  memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambaNya. Tuhan telah menempanya menjadi gadis yang tangguh. Semuanya pasti ada jalannya, asalkan mau berusaha sungguh- sungguh dan mendekatkan diri kepadaNya. 'Man Jadda Wajada' siapa yang  sungguh sunggu ia akan berhasil.

"Semoga ini menjadikan pahala untukmu ayah, sehingga ayah bisa mendapatkan tempat yang layak disisi Tuhan, amin," gumam Nadira dalam hatinya. Seulas senyuman tersungging di bibirnya.  

Jalanan agak lengang taksi yang ditumpangi Nadira melaju dengan santai. Ibu dan pamannya tampak terkantuk kantuk namun tidak dengan Nadira. Dirinya sama sekali tidak mengantuk mungkin karena dirinya sedang penuh kebahagiaan. Nadira pun membuka channel youtubenya. Ia akan menguploads sebuah video motivasi. Namun ketika nadira hendak mengupoad salah satu videonya untuk konten youtube, di beranda ia menemukan video tentang kabar duka yang ternyata adalah kabar meninggalnya Fahmi seorang penghafiz al-Qur'an nasional. 

Dalam berita itu dikabarkan jenazah Fahmi dipulangkan dari Singapura ke Indonesia dan dimakamkan di tanah kelahirannya. Nadira pun bersedih mendapatkan kabar duka itu.  Padahal sebelumnya Nadira sudah merencanakan  ingin menemui  Fahmi dan mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya.  Namun sebelum sempat ia bertemu dengan malaikat penolongnya, kini malaikat berhati mulia itu sudah dipanggil Tuhan.

***

Pemakaman itu tampak hening . Hanya semilir angin yang mendesau lembut yang sedikit meleraikan keheningan itu. Nadira dan ibunya masih terpekur melangitkan doa-doa di gundungan tanah bisu yang mengebumikan seorang yang berhati mulia. Ialah Fahmi seorang laki-laki yang paling berjasa setelah ayahnya.

Bagi Nadira Fahmi adalah malaikat yang nyata yang dikirimkan Tuhan ke dunia untuk membuat dirinya bangkit dari keputus asaan. Fahmi yang hanya bertemu dengannya secara singkat lalu ia melihatnya sekali dua kali di channel youtube. Tapi bagi dirinya Fahmi sangat berarti. Dialah yang mengajarkan Nadira untuk bangkit dari keputus asaan, menghancurkan sebuah batas yang menjadi kelemahan dan bangkit menjadi gadis tangguh.

Di samping Nadira dan ibunya, ibunya  Fahmi dan kakak  satu satunya Fahmi masih khusuk memanjatkan doa-doa untuk Fahmi.  Hari pun semakin siang, Nadira dan ibunya beranjak pulang. Namun sebelum mereka beranjak pulang, ibunya Fahmi dan kakaknya Fahmi mengajaknya bicara sebentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun