Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rutinitas Pagi Sepasang Suami-Isteri Sepuh dan Isra' Mi'raj

28 Februari 2022   09:52 Diperbarui: 28 Februari 2022   10:01 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption - ilustrasi Isra mi'raj Nabi Muhammad SAW atas perintah Allah SWT dalam semalam - jateng.tribunnews.com

"Kenapa soal speaker saja diributkan ya, Bang? Itu 'kan hal kecil?" tanya Mak Jumilah ketika berjalan beriringan dengan suaminya menuju masjid.

"Bukan diributkan. Menurut Abang sih, di dunia ini tidak ada hal kecil. . . . !"

"Semua hal penting ya, Bang? Tidak ada kata 'hanya' sebelum disebutkan lebih ahulu pembandingnya. Kuingat, Abang pernah bilang begitu. . . . !"

"Betul. Jangan lekas berprasangka buruk. Lalu menyalahkan. Padahal. . . . ."

"Teruskan, Bang. Aku menunggu kata-katamu setelah 'padahal' itu. . .. . .  ," ucap Mak Jumilah meniru lawakan entah siapa di grup Srimulat. Tersenyum ia sendirian.

Bang Brengos baru menjawab lanjutan kata 'padahal' sepulang dari masjid.

"Ada sebuah lelucon yang sarkas tapi 'nonjok' betul sindirannya, Bu. Pernah baca atau dengar?"

"Belum, Bang. Apa itu?"

"Tentang muazin yang melantunkan azan bukan pada waktunya. Salat subuh tidak, tapi jam 10 pagi baru azan. Karuan saja orang-orang berdatangan ke masjid. 'Gila kamu, Mang Yana. Sudah siang begini baru azan subuh. . . .' Seru orang-orang yang datang. Dijawab muazin itu dengan enteng. 'Maaf, bangun kesiangan.  Tapi, apa bukan kalian yang gila. Hari gini mau salat subuh di m asjid?"

"Anekdot ya, Bang?"

Bang Brengos tak menjawab. Sampai di rumah segera duduk di kursi di ruang tengah. Membuka mushaf, lalu tenggelam dalam lantunan ayat-ayat Ilahi dengan suara lirih. Hal serupa dilakukan Mak Jumilah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun