Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dua Orang Buruh Gendong

17 Mei 2020   23:18 Diperbarui: 17 Mei 2020   23:34 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi buruh gendong - masanton.com

"Ya, mana? Masih ada cerita lucu yang belum kita bahas?"

"Soal si Solid, masih ingat?"

"Siapa?"

"Ahh, masa lupa. Itu lelaki berjenggot yang menawarimu jadi isteri ke lima. Mas Solid yang keren, gaya, dan tampak lebih cocok jadi karyawan kantoran. Bukan buruh. Bukankah ia koordinator wilayah dalam setiap demo buruh. . . . .  !"

"Ya, kenapa dia rupanya?"

"Setiap orasi tak pernah lepas dari kata solidaritas dan soliditas 'kan? Seharian kit menghafal dua kata itu. Canggih ya? Mentereng. Diantara yang demo hanya dia yang makmur, entah dari mana uangnya. Maka kita panggil ia Mas Solid. . . .!"

"Bukan slilit, atau silit?"

"Hussh. . . .!"

"Wah, tambah parah kelakuanmu Jilah. . . . Jilah. . . .!"

"Belum habis jengkelnya dibilang asal njeplak, sekarang tambah digebah seperti ayam dengan kata 'hussh'. Tobat, perbendaharaan katamu maju pesat. Jangan-jangan kamu salah gaul, Nak. Kembalilah ke jalan yang benar. Ingat lho, "mulutmu harimaumu". . . . "

"Apa itu artinya sama dengan slogan "mensana in corpore sano'?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun