Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dal dan Barko, dan Candaan di Antara Mereka

6 Mei 2020   23:40 Diperbarui: 6 Mei 2020   23:48 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

Hari berikutnya Dal dan Barko dirumahkan, alias tidak dipakai lagi sebagai tenaga dapur umum. Keduanya dianggap terawa banyak bercanda. Akibatnya pekerjaan berantakan. Orang lain terganggu dengan ulah mereka.

"Kalian boleh tertaa banyak-banyak. Tetapi di rumah saja. Tenaga kalian tidak diperlukan lagi di sini. Mohon maaf. . . .  !" kata Ibu Ketua Dapur Umum dengan suara sangat santun dan halus. Logat Jawa menyertai ucapan dan pilihan kata si ibu.

Tak urung Dal dan Barko pun tertawa. Dan kali ini pelan aja. Ada juga rasa kecewa. Sebab kesempatan makan kenyang seara gratis mulai besok distop. Itu berarti mereka harus mencari pekerjaan lain supaya bisa makan.

Untuk urusan itu kedua bujangan yang kenyang ditolak para calon mertua itu tak mampu tertawa lagi. Wajah keduanya tampak murung. Keduanya berjalan menjauh dari dapur umum dengan menunduk. Seampai di balik tikungan jauh di sana, baru keduanya tertawa-terbahak-bahak.

"Kamu berapa?" tanya Barko.

"Lima butir. . . .!"

Sebaliknya Barko memperlihatkan dari saku celananya 7 butir telur rebus.

"Lumayan untuk berbuka nanti sore. . . . !"

Dal dan Barko kembali tertawa. Keduanya membayangkan Ibu dapur umum yang lemah-lembut itu bakal kelabakan karena telur yang sudah dihitung berulang-ulang hilang 12 butir. Itu berarti ia harus menombokinya agar jumlah nasi bungkus yang tersedia untuk berbuka puasa tidak berkurang dari yang seharusnya. ***

Sekemirung, 6 Mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun