Hari itu Bu Tini menjadi bos, menjadi majikan dan komandan. Ini soal bersih-bersih rumah memang wewenang penuh ibu rumah tangga. Jadi suami harus nurut, manut, dan mengikuti apa perintah komandan.
"Siap, Komandan. Saya mau istirahat minum kopi dan merokok dulu. Sisa pekerjaan dilanjutkan nanti. . . . !" ucap Mas Bejo seraya meletakkan peralatan kerjanya, dan beranjak ke teras.
Bu Tini tahu apa yang harus dilakukan. Secangkir kopi hitam panas, dan sebungkus rokok dengan koreknya ia bawa ke teras untuk suaminya itu. Sepertiga hari sudah lewat. Dan hari ini hari terakhir sebelum datang tamu agung itu, yaitu Ramadan 1439 Hijriah, yang dimulai Kamis, 17 Mei 2018, besok.
*
Belum lama menikmati kopi dan isapan sebatang kretek, datang Lik Sumar tergopoh-gopoh. Seperti biasa ia mencari teman ngobrol. Sebab sebagai jomblo yang mulai berumur, tidak ada seseorang sebagai teman ngobrol  di rumah.
"Sudah bersih-bersih rumah, Lik?" Mas Bejo mendahului bertanya.
Lik Sumar duduk di kursi kayu menghadap meja bulat, dan memperhatikan secangkir kopi dengan bungkus rokok di sampingnya.
"Meski sekadar basa-basi, tamu datang bagus ditawari minum, Kopi atau teh? Sekalian rokoknya. Bukan malah ditanya yang macam-macam, , , , hehe!" Lik Sumar terkekeh.
Bang Brengos ikut tertawa. Saling sindir menjadi kebiasaan warga. Dan itu sehat agar pembicaraan lebih hidup dan terus-terang.
Di dapur, Bu Tini mendengar sindiran itu. Â Ia cepat ke teras, dan berucap pada suaminya. "Mas, kopinya habis. Maaf, tidak tahu kalau Lik Sumar mau datang. Nanti saja datang lagi saat Lebaran pertama, pasti banyak pilihan minuman. . . . !"
"Kalau mau banyak pilihan, tidak perlu nunggu Lebaran, Bu Tini. Sekarang pun bisa. Duduk saja di bangku dekat gerobak jualan Mbak Murwo!" jawab Lik Sumar dengan tertawa. "Jomblo dimana-mana selalu simpel, cekatan, dan disiplin karena punya waktu banyak. Sebab hanya mengurus diri sendiri."