“Mendapatkan keterangan yang berbeda namun arahnya sama: memperolok diri sendiri!”
Dan benar saja pelaksanaan kampanye itu mengundang gelak tawa tak habis-habis sepanjang jalan yang dilalui, juga tawa membahana bagi yang menonton layar tv, yang mendengarkan radio, dan yang mendapatkan laporan dari internet. Bukan hanya warga provinsi itu, bahkan rakyat seluruh negeri tergelak hebat tak henti-henti.
Lima pasangan cagub/cawagub yang berlomba jatuh-bangun, terguling-guling, mandi lumpur, tersuruk di got, dan pakaiannya jadi compang-camping karena robek. Setelah menempuh jarak sepuluh kilo dengan berganti tiga gaya: lari, renang, dan bersepeda, tak urung Bang Frederiko yang menjadi juaranya. Diikuti oleh pasangan yang lain. Sedangkan Mas Jambul melewati garis finish paling akhir dengan wajah pucat-pasi dan tubuh lemas-lungai digotong tandu petugas kesehatan.
***
Kampanye di Provinsi Banyumili berlangsung sukses, dan tiap warga sudah punya pilihan pasti siapa yang akan dicoblos nanti. Sukses karena tidak ada bentrokan gara-gara isu SARA, dan sukses karena semua intrik-taktik-kelicikan dan kecurangan masa lalu tidak dapat dipergunakan lagi.
Sukses, karena semua orang dibuat tertawa lebar, cerah-ceria, riang gembira, terhibur, dan bahkan warga provinsi itu sepakat berpendapat bahwa tidak penting siapa gubernur dan wakil gubernur yang menang kelak, yang penting kampanye jauh dari situasi panas-rusuh-bentrok!***
Bandung, 20 Oktober 2016/19 Muharam 1438
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H