Arjo mengenali keduanya dengan nama Burik dan Codot. Tapi keduanya tidak pernah menyebut satu namapun siapa yang mereka sebut si Bos itu. Melihat Burik kembali pingsan, Arjo mendekati Codot dan dengan satu pukulan di tengkuk lelaki kurus itupun kembali jatuh pingsan.
Dengan kekajaman terakhir yang dilakukan itu tiba-tiba Arjo menemukan ide bagus. Sebuah mobil terbakar di dasar jurang dengan dua penumpang di dalamnya, tentu menjadi cara terbaik untuk menyelesaikan kasus penculikan yang salah alamat ini. Arjo tersenyum sendiri pada akal kriminalnya itu. Otaknya kembali pada kopi panas di ruang belakang yang sudah menunggu. Dengan bergegas ia berjalan ke ruang belakang. Arjo kaget sekali dan menghentikan langkah dengan canggung. Di sana sudah duduk seorang perempuan berkulit terang dan berambut pendek dengan penampilan sangat maskulin. . . . . .
(Bersambung)
Bandung, 22 April 2016
Sumber gambar : kebun teh
Cerita sebelumnya :Â bab-iv-satu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H