Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Rose RTC] Septem Dolorem

16 September 2016   16:34 Diperbarui: 16 September 2016   18:24 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: www.sesawi.net

apakah kakimu yang jenjang dengan langkah-langkah panjang

tak juga menyimpan lelah yang senantiasa mengalah

sementara di dada kirimu teronggok orok terguncang kilatan pedang garang

siap menghadang menerjang membelah dan mencacah marah

gegancangan kau berlari laksana badai tak kunjung henti

menembus duri menyelamatkan buah hati 

dari ancaman raja dengki irihati

tak juga kau berhenti

3

tidakkah kau dengar ratap tangis mengiba

saat telapak kakimu yang meronta dalam siaga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun