Saya sudah pernah makan mewah disebuah perjamuan. Saya sudah pernah makan menu proletar di warung pinggirjalan.
Melakukan Korupsi.
Betapapun sederhananya. Betapapun sepele dan remehnya, betapapun kecil nilainya, betapa Sadar atau tidaknya,  ternyata dalam ujud  jasa, waktu, sarana, fasilitas, benda, uang  atau sejenisnya ; Saya sudah pernah  ghosob. Saya sudah pernah mengambil hak orang lain. Saya sudah pernah mencuri. Saya sudah pernah menilap. Saya sudah pernah meminta paksa dikhlaskan. Saya sudah pernah mengelabui. Saya sudah pernah gratifikasi. Saya sudah pernah manipulasi. Saya sudah pernah korupsi.Saya sudah pernah mengecewakan.Saya sudah pernah makan riba.
Di sisi lain, betapapun  sederhananya. Betapapun sepele dan remehnya, betapapun kecil nilainya, betapa Sadar atau tidaknya,  ternyata dalam ujud  jasa, waktu, sarana, fasilitas, benda, uang atau sejenisnya ; Saya sudah pernah zakat. Saya sudah pernah infaq. Saya sudah pernah shodaqoh. Saya sudah pernah beri  hadiah. Saya sudah pernah menyantuni.
Membelai Kakbah.
Tangan saya sudah pernah membelai bangunan paling suci kakbah di kota Mekkah. Tetapi, tangan saya ini justru paling sering menyentuh najis, memegang benda kotor.
Tangan saya sering saya gunakan untuk mengangkat  tangan bertakbir. Tetapi,  tangan saya juga  digunakan untuk mengangkat tangan sebagai isyarat menyerah, tidak bertanggung jawab, atau untuk berkilah "cuci tangan". Tangan saya justru paling sering untuk melakukan sesuatu yang mubah, sesuatu yang subhat, sesuatu yang haram.
Kaki saya sering  digunakan untuk melangkah ke tempat paling mulia, masjid. Tetapi, kaki saya  njustru paling sering melangkah  ke tempat-tempat mubah, ke tempat subhat, ke tempat haram.
Mata saya sering  digunakan untuk membaca kitab suci al-Qur'an.  Tetapi, mata saya justru paling sering untuk melihat sesuatu yang mubah, sesuatu yang subhat, sesuatu yang haram.
Telinga saya sering digunakan untuk mendengar kalimah toyyibah, Â lantunan kalimat suci. Tetapi, telinga saya justru paling sering mendengar sesuatu yang mubah, sesuatu yang subhat, sesuatu yang haram.
Mulut saya sering digunakan untuk mengucapkan kalimah toyyibah, Â melantunkan kalimat suci. Â Tetapi, mulut saya justru paling sering berkata sesuatu yang mubah, sesuatu yang subhat, sesuatu yang haram.