Bukankah itu sebuah prestasi profesi keperawatan sebagai catatan bukti bhakti dan kebanggaan profesi terhadap Bangsa Indonesia?
Kalau perawat bisa kerja di BPJS, mestinya bisa pula direkrut untuk menangani MTKI khusus seksi keperawatan. Lebih mudah lagi, bila ada Nursing Counsil, Konsil Keperawatan seperti halnya kedokteran. Dengan adanya Nursing Council beban kerja MTKI jadi berkurang.
Kalau Kedokteran bisa, mengapa Konsil keperawatan yang anggotanya terbanyak di antara profesi kesehatan lain, jadi sulit direalisasikan? Kami percaya, perawat bukan anak tiri dalam jajaran di Kementrian Kesehatan Republik Indonesia ini.
Bapak Kepala MTKI yang kami hormati.
STR itu sangat dibutuhkan saat ini oleh mereka yang bukan hanya yang baru lulus, tetapi juga lulusan lama yang harus memperbaruhinya. Jika Bapak membaca tautan FB kami, betapa menderitanya mereka yang sudah menunggu lebih dari satu tahun hanya karena STR tidak dapat kerja, tidak memperoleh penghasilan. Sementara, kuliah mereka mahal.
Yang terjadi selanjutnya adalah, karena di tempat kerja mewajibkan pemilikan STR, mereka terpaksa hengkang atau keluar dari jalur profesi mulia ini. Ada yang kerja di Bank, jualan jilbab, teller swalayan, supermarket, pabrik, ustadz di panti asuhan, hingga pengangguran. Ada pula yang nekad ke luar negeri, dengan predikat assistant nurse atau technician, karena tidak punya STR. Parahnya, ada yang tidak bakal menyekolahkan anak cucunya ke profesi ini hanya karena STR.
Bapak Kepala MTKI yang kami hormati.
Kami tidak menuntut banyak sebagai warga negara. Kalau Bapak melihat beberapa hari terakhir ini, berbondong-bondong rakyat dari negeri China menjadi pekerja di sebuah proyek PLTU di Bali, kami, sebagai warga negara Indonesia bertanda tanya, jika orang luar negeri bisa dengan mudah bekerja di negeri ini, mengapa kami yang rakyat sendiri jadi sulit? Prosedur perolehan STR mestinya bisa disederhanakan.
Jika diperbolehkan usul, kami berharap:
Pertama, ada sistem manajemen terbuka dari MTKI. MTKI bisa memberikan layanan di Twitter atau FB nya. Mahasiswa keperawatan banyak yang pintar dan ahli di bidang IT ini. Pasti tidak sulit merekrut dan mempekerjakan mereka agar visi misi MTKI untuk mensosialisasikan STR ini lancar. Aplikasinya Online nya seperti beli pulsa. Kalaupun ada Test tulis, biarlah pak, kami ikut test seperti TOEFL, yang ada cabang-cabangnya di kota besar. Jadi, mereka yang ikut test bisa langsung tahu nilainya. MTKI akan hebat bila sertifikatnya dikirim online. Ini akan menghindarkan terjadinya salah ketik. Peserta yang mengetik identisanya sendiri, akan minim kesalahan. Soal dana, toh kami bayar?
Usulan kedua, perbanyak jumlah karyawannya. Gerakkan yang muda dan energetik sebagai pegawai MTKI. Jangan yang sudah senior atau menjelang pensiun seperti saya. Teamnya menyebar, berdasarkan wilayah provinsi, sehingga Bapak memiliki staff khusus per wilayah yang kuat dengan mobilitas tinggi. Selama ini MTKP kami rasakan kurang efektif. Suara tersebut kami dengar dari berbagai provinsi. Lebih bagus lagi, team MTKI menyebar hingga ke kota Kodya atau Kabupaten agar tidak terjadi kesalahan pengiriman. Perlu Bapak ketahui, ada STR yang salah kirim bukan hanya salah provinsi, tetapi juga salah RS.