Propaganda takfiri, TBC (toghut, bid’ah, khurafat), dan sipilis(sekulerisme, liberalisme, pluralisme) cukup membuat beragam kontroversi di masyarakat dan di internet (gerakan cybernet). Sementara Fenomena demo Ahok/Aksi Bela Islam II seperti menggenapkan ramalan Huntington. Sebab ia berpendapat bahwa perang peradaban akan terjadi oleh tiga hal:
- Arogansi Barat
- In-toleransi Islam, dan
- Fanatisme Konfusianisme.
Berikut adalah beberapa sisi yang bisa ditinjau bahwa Perang Peradaban tengah terjadi di Indonesia:
Pada 1993, presiden suharto telah intens menghimbau untuk meningkatkan kompetensi dan SDM supaya survive dan memenangi pasar bebas, sebab kapitalisme sudah tidak bisa dihadang.
Indonesia telah lama menjalin hubungan dan memiliki sejarah bersama ICMI,IGGI, IMF dan World Bank, menerapkan kebijakan Privatisasi BUMN, bahkan menjual beberapa aset negara.
Islam radikal tumbuh subur di Indonesia pasca reformasi.
Data intelijen menyebutkan ribuan tentara ISIS berasal dari Indonesia.
Pesatnya gerakan muwahidin/ Islam puritan yang diikuti propaganda takfiri, tbc, dan sipilis.
Media internet juga masif oleh pemikiran-pemikiran radikal, liberal, humanisme dll.
Jika memang layak diklaim, atau setidaknya memiliki kultur sama, etnis tionghoa tengah berkembang pesat di Indonesia.
Saran
Secara mengejutkan Intelkam Polri Brigjend. Pol. Djoko Mulyono menyatakan bahwa “Pada 2030, dunia akan mengalami krisis pangan dan energi. Indonesia akan diburu oleh negara-negara dunia karena kekayaan alamnya”.[5] Jika memang demikian, akan semakin rumit dan kabur dalam mencari keterkaitan terhadap perang peradaban. Apa sesungguhnya motif dibalik semua itu? Agama politik atau ekonomi? Perang peradaban atau perang investasi?