Pak gurunya bernama Pak Guru Amin. Pak Guru Amin pun duduk setelah dipersilakan Akbar. Keduanya pun berbincang-bincang. Setelah itu, Pak Guru Amin masuk ke kamar ayah Akbar.Â
Pak Guru Amin pun membawanya ke rumah sakit. Berkat bantuan Pak Guru Amin setelah beberapa hari ayah Akbar pun sehat. Dia bisa kembali bekerja. Akbar pun kembali bersekolah.Â
"Terima kasih, Pak Guru," kata Akbar sambil mencium tangan gurunya.Â
Pak Guru Amin tersenyum dan berkata, "Ini berkat kesabaranmu merawat ayahmu, Akbar."
2. Kisah Budi yang Ikhlas Berbagi
Budi adalah anak berusia 10 tahun. Budi tinggal di sebuah desa bersama ayah dan ibunya.Â
Ayah dan ibu Budi hanya petani biasa. Kehidupan mereka sangat sederhana.Â
Suatu hari Budi pulang sekolah. Berhubung puasa, dia tidak diberikan uang saku oleh ayahnya. Namun, hari itu dia membawa sisa uang belanja tadi malam.Â
Dalam perjalanan pulang Budi melewati pasar. Dia melihat seorang nenek berjalan di depan pasar. Nenek itu menjajakan jualannya. Dia menjual takjil. Budi melihat nenek itu berhenti di bawah pohon. Budi menghampirinya.Â
"Nenek… capek, ya?" tanya Budi duduk di samping nenek itu.Â
Nenek itu tersenyum kemudian menjawab, "Iya, Nak. Nenek capek keliling tapi belum laku juga dagangan Nenek."
Budi merogoh kantung celana dan menyerahkan selembar uang dia ribuan.Â
