Mohon tunggu...
Sudomo
Sudomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Lombok Barat

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inspirasi Bagi Penerus Negeri

27 Oktober 2022   22:49 Diperbarui: 27 Oktober 2022   22:57 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Petang beranjak meninggalkan siang. Ia memilih bergegas menjemput malam. Di awal malam, aku menyelesaikan bacaan. Namun, baru satu halaman ada yang memecahkan konsentrasiku. Sekilas aku melirik ke arah sumber suara. Seorang anak laki-laki berusia hampir 12 tahun terlihat melangkah menuju ke arahku. Wajahnya polosnya tertekuk. Sesekali terdengar dia kembali menggerutu. 

"Bapak! Opin bosen ini!" katanya setengah berteriak sambil melemparkan badannya ke arah sofa, tepat di sampingmu. 

Aku pun menoleh ke arahnya dan berkata, "Bosen kenapa, Mas? Tugas sekolah?"

Anak laki-laki yang duduk di kelas 6 SD itu mengangguk pelan. Wajahnya menengadah ke langit-langit rumah. Pandangan matanya kosong. Bibirnya agak sedikit maju. Kedua tangannya bersedekap. 

Aku sedikit menggeser duduk ke arahnya. Kuletakkan buku di atas meja. Setelah itu, sederet kalimat pun muncul dari bibirku. 

"Cerita sama Bapak, dong! Kenapa Mas tumben kayak gini?" tanyaku sambil menatap ke arahnya. 

Dia sedikit menoleh. Sesaat kemudian dia membetulkan posisi duduknya. Dia pun duduk persis menghadap ke arahku. 

"Ini, Bapak. Opin tuh disuruh ngerjain tugas di blog. Tapi Opin males," jawabnya sambil memainkan ujung kausnya.

Aku tersenyum ke arahnya. Dengan sabar aku berusaha memberikan penjelasan. Tentang tugas yang harus dia selesaikan. Perihal keengganannya menulis di blog.

"Kalau boleh Bapak tahu. Apa sih yang bikin Mas males nulis lagi di blog?" tanyaku berhati-hati. 

Dia menegakkan kepalanya, kemudian berkata, "Jadi, kemarin itu Opin dapet komentar di blog. Bilangnya tulisannya kurang inilah kurang itulah. Banyak deh pokoknya, Bapak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun