Belanda menyuruh seorang dalang untuk menulis cerita fiktif dengan dibantu oleh pembantu dalang. Cerita fiktif tersebut di dokumentasikan kemudian dicetak massal untuk disebarkan di seluruh wilayah Indonesia. Belanda juga banyak memalsukan sejarah Indonesia.
Hal ini fakta dan dapat di cross check kebenarannya di perpustakaan Den Haag, Leiden, Wageningen yang ada di Belanda. Dokumen-dokumen pada masa penjajahan tersimpan rapi dan aman di perpustakaan Belanda. Manuskripnya berupa bahasa Belanda. Inilah hanya sebagian kecil dari apa yang menjadi ironi bangsa Indonesia.
Bahwa ternyata manipulasi sejarah itu banyak sekali dan dampak sungguh luar biasa. Selama ini para generasi muda Indonesia hanya tahu sejarah dari sekolah dan buku-buku pemerintah.
Sedangkan sejarah yang ada di sekolah-sekolah saat ini tidak utuh. Karena banyak sekali kejadian sejarah yang dihilangkan, yang salah satunya adalah peristiwa Fatwa dan Resolusi Jihad NU pada bulan Oktober sampai November 1945.
Kalau kita berpikir secara komprehensif mengenai penjajahan Belanda di Indonesia selama kurang lebih 350 tahun, ternyata pendidikan kita yang bersistem SD 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SMA 3 tahun itu adalah warisan Belanda.
Artinya pendidikan kita sekarang adalah buatan Belanda sebenarnya. Jadi wajar apabila banyak sejarah yang sengaja dihilangkan untuk tidak diketahui oleh generasi muda. Saya juga heran dan tercengang, kenapa hal ini bisa terjadi, dan tujuan utamanya apa.
Muncul anggapan dan sentilan argumen di pikiran KH. Agus Sunyoto, apakah sebenarnya bangsa kita tidak bisa maju tanpa adanya pendidikan sekolah? Pasti banyak yang mengira bangsa kita tidak akan bisa maju dan bisa jadi mengalami kemunduran. Bangsa kita tidak akan bisa berkembang jika tidak dijajah oleh Belanda, kata siapa?
Terlepas dari itu semua, kita juga tidak boleh menyalahkan sejarah, karena sejarah yang benar-benar fakta terjadi adalah telah didasari atas kehendak Allah SWT.
Sebelum melangkah lebih jauh, kita pelajari terlebih dahulu tentang sistem pendidikan yang asli dan murni dari Indonesia bukan buatan Belanda. Ada empat jenis pendidikan asli Indonesia, menurut pandangan emik. Antara lain: 1. Padepokan, 2. Asrama, 3. Padukuhan, 4. Peguron. Itu adalah empat sistem pendidikan yang asli dari Indonesia.
Keempat sistem pendidikan itu berkembang lagi menjadi Pesantren. Makanya pesantren itu adalah asli Indonesia dan tidak ada di negara lain, karena proses kelahirannya melibatkan berbagai unsur sejarah terutama tentang empat sistem pendidikan asli Indonesia.
Pesantren yang menjadi satu-satunya pendidikan asli Indonesia akhir-akhir ini mulai diserang dengan berita-berita hoax, isu politik, dan juga gerakan radikalisme. Termasuk juga pemikiran sosial demokrasi yang sejatinya membahakan bangsa Indonesia. Beberapa bulan lalu, dampak pemikiran sosial demokrasi ini terlihat jelas eksistensinya.