Dengan kerangka pengukuran kinerja, pengambilan keputusan BUMDes dapat berbasis data, bukan asumsi. Hal ini membantu manajemen BUMDes dalam menilai potensi bisnis baru, mengurangi risiko, dan memprioritaskan proyek yang memberikan nilai tambah tertinggi bagi desa.
4. Membangun Kepercayaan Masyarakat
BUMDes yang menerapkan pengukuran kinerja secara konsisten akan lebih mudah dalam membangun kepercayaan masyarakat. Dengan kepercayaan yang tinggi, masyarakat akan lebih berpartisipasi dan mendukung kegiatan BUMDes.
5. Meningkatkan Kesadaran Akan Dampak Sosial
BUMDes tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga dampak sosial dan pembangunan yang inklusif. Pengukuran outcome BUMDes membantu desa untuk terus meningkatkan dampak sosialnya, baik dalam bentuk penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendidikan, atau pengembangan kesehatan masyarakat.
Bagaimana Mengukur Kinerja dan Capaian Outcome BUMDes?
1. Menetapkan Tujuan Strategis dan Operasional BUMDes
Tujuan strategis mencakup visi jangka panjang BUMDes, sementara tujuan operasional adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan strategis. Misalnya, tujuan strategis BUMDes bisa berupa "Meningkatkan pendapatan asli desa secara berkelanjutan," sedangkan tujuan operasional mencakup target pendapatan tahunan atau jumlah pengguna layanan.
2. Memilih Indikator Kinerja yang Tepat
BUMDes dapat menggunakan kerangka Balanced Scorecard yang mencakup empat perspektif berikut:
- Keuangan: Misalnya, tingkat pertumbuhan pendapatan, laba bersih, dan pengembalian investasi.
- Pelanggan/Masyarakat: Tingkat kepuasan masyarakat desa, jumlah pelanggan atau pengguna produk, dan tingkat kesadaran produk.
- Proses Bisnis Internal: Efisiensi produksi, pengendalian kualitas, dan pengelolaan sumber daya manusia.
- Pembelajaran dan Pertumbuhan: Peningkatan kompetensi tenaga kerja desa, pelatihan, dan pengembangan karyawan.
Indikator ini harus bersifat SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Timely), sehingga mudah dipantau dan ditinjau secara periodik.