Sebagai contoh, kita dapat melihat pada BUMDes yang bergerak dalam sektor perdagangan dan jasa, di mana pengukuran kinerja berfokus pada:
- Peningkatan Omzet Penjualan: sebagai indikator ekonomi, capaian omzet penjualan menunjukkan keberhasilan BUMDes dalam menghasilkan pendapatan.
- Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi: sebagai indikator sosial, partisipasi masyarakat diukur berdasarkan seberapa banyak penduduk desa yang memanfaatkan layanan BUMDes.
- Kepuasan Konsumen dan Masyarakat: diukur melalui survei terhadap masyarakat yang menggunakan jasa atau produk dari BUMDes.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk menentukan keberhasilan BUMDes, dengan memperhatikan dampak yang dirasakan masyarakat desa baik secara ekonomi maupun sosial.
Sebagai contoh, BUMDes "Tirta Abadi" yang bergerak di sektor penyediaan air bersih, dapat mengukur kinerjanya dengan indikator seperti:
- Tingkat Cakupan Layanan Air Bersih: Mengukur persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air bersih melalui BUMDes.
- Pendapatan Asli Desa dari Penjualan Air: Mengukur kontribusi BUMDes pada pendapatan asli desa.
- Kesehatan Masyarakat: Survei terhadap penurunan penyakit akibat air yang diakses.
Setelah data diperoleh, BUMDes melakukan analisis, dan hasilnya menunjukkan peningkatan sebesar 20% pada pendapatan desa. Namun, cakupan layanan air bersih masih di bawah target, sehingga rekomendasi perbaikan diberikan untuk memperluas jaringan distribusi air.
Kesimpulan
Pengukuran kinerja dan capaian kinerja outcome BUMDes merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa BUMDes berperan sebagai motor penggerak ekonomi desa. Dengan kerangka pengukuran yang terstruktur, BUMDes dapat menjalankan fungsi secara optimal, mencapai tujuan pengembangan desa, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Implementasi kerangka pengukuran kinerja yang efektif akan mempengaruhi keberhasilan BUMDes dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Kerangka pengukuran kinerja BUMDes memungkinkan BUMDes untuk mencapai akuntabilitas, meningkatkan efisiensi, dan memastikan bahwa outcome yang dihasilkan berdampak nyata bagi masyarakat. Dengan strategi pengukuran kinerja yang menyeluruh, BUMDes dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi optimal bagi kesejahteraan desa.
Daftar Pustaka
- Badan Pusat Statistik. (2021). Statistik Indonesia 2021. Jakarta: BPS.
- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. (2019). Panduan Pendirian dan Pengelolaan BUMDes. Jakarta: Kemendesa.
- Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
- Rivai, V., Murni, S., & Purba, A. (2019). Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard di Organisasi Publik. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 12(3), 178-192.
- Jurnal Desa dan Pengembangan Desa, (2020). "Pengaruh Pendirian BUMDes terhadap Ekonomi Desa". Jurnal Pengembangan Desa, 5(2), 245-263.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI