Mohon tunggu...
Suci Rahmadani
Suci Rahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1/Tadris Bahasa Indonesia/UIN Sumatera Utara

Saya adalah Mahasiswi S1 Prodi Tadris Bahasa Indonesia,Saat ini saya masih menjalankan pendidikan saya di Uin Sumatera Utara dan saya semester 3.Hobi saya adalah menulis apalagi menulis sebuah puisi saya sangat suka dengan hal itu.Saya sudah sering mengikuti lomba puisi dan alhamdulillah saya selalu juara itu bukan hanya karena usaha saya tetapi karena izin dari Allah SWT dan doa yang tak pernah henti dari orang tua saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rahasia Tuhan

28 Juni 2024   12:00 Diperbarui: 28 Juni 2024   12:12 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada hari dimana raja siang telah terbangun dari peraduannya.Kursi di tengah-tengah bangunan yang mewah serta buah-buah segar sebagai santapan.sebuah buku kecil dengan pena bertinta hitam juga ada disini.Bunga-bunga petunia, mawar dan melati yang mengelilingi seperti ikut berbicara.Makhluk kecil bermata biru mengeong seperti ingin menyampaikan sesuatu.

         Seorang independent women  berusia 25 tahun yang belum menikah.Meskipun orang berkata 25 tahun itu adalah usia perempuan yang harusnya sudah menikah,tetapi aku tidak, aku masih ingin menikmati masa mudaku.Walaupun terkadang aku tenggelam dalam lautan kesedihanku karena ingin merasakan indahnya sebuah pesta pernikahan.Tiba-tiba seseorang keluar dari pintu kaca bagian depan dari rumahku,kemudian memanggilku "nyonya" dan berkata ada yang ingin menyewa rumah di blok B1 dan ia akan mensurvei nya sore ini. Ya aku aylin pemilik perumahan elite alam hijau yang terletak dekat pusat kota tanjung Morawa.
     
         Berbicara tentang bunga-bunga yang mengelilingi,ya benar sekali aku sedang duduk di taman yang berada di pekarangan rumahku,ya taman itu tertutup oleh pagar rumahku,aku duduk di taman bukan hanya sekedar bersantai,tetapi aku sambil bekerja. Selain sebagai seorang perempuan pemilik perumahan elite aku juga seorang penulis puisi terkenal dan karya-karyaku sudah di publish di berbagai sosial media.Aku memegang buku kecil dan pena bertinta hitam,saat itu aku sedang menulis sebuah pusi.

      Pada saat aku sedang duduk menulis sebuah puisi,tiba-tiba seorang perempuan dengan pakaian banyak bercak hitam,dengan wajah yang sangat kusam memanggilku dari arah pagarku yang kebetulan saat itu pagarku tidak aku tutup.Aku Pun segera menghampirinya.
"maaf nyonya, boleh saya tanya,apakah nyonya kenal dengan seorang ini"ia menunjukkan sebuah foto perempuan mudah yang sangat cantik dengan rambut ikal dan senyum tipis dengan kedua lesung pipinya kanan dan kiri.Aku memandang wajahnya dengan penuh haru,aku seperti mengenalnya.

      Aku terus memandang wajahnya untuk meyakinkan diriku bahwa aku memang benar-benar mengenalnya.Ya Ia Tea temanku.Aku tersontak kaget melihat keadaannya yang berada di depanku sekarang,Aku terdiam dan sempat melamun,sosoknya dimasa lalu pun terlintas dibenakku karena Tea temanku adalah seorang yang sangat cantik,dan dahulu hidup dari keluarga terpandang.Lamunanku pun terhenti ketika Ia membunyikan ibu jarinya dan mengarahkan ke depan mataku.

     Tea masih belum mengenaliku,dengan memberanikan diri aku bertanya pada nya

"Kamu tea"?. Ia terdiam dan raut wajahnya berubah seperti seseorang yang bingung dan bertanya kembali kepadaku
"Maaf nyonya siapa"?aku langsung meneteskan air mataku dan segera memeluk dirinya.
"Apakah kau mengenali saya nyonya?"ucap Tea
 Aku tidak dapat menahan air mataku teman lama yang selama ini tidak pernah aku tahu kabarnya lagi,ternyata sekarang seperti ini keadaan nya.
"Mengapa kau menangis nyonya?jawab dulu pertanyaan saya.Kata Tea dengan semakin kebingungan.

Aku menghela nafas panjang,dan pelan-pelan aku berbicara padanya.
"Aku aylin teman masa kecilmu" ucapku

"Aylin?Aylin Armatia Rinjani?" ucap Tea yang bertanya kepadaku

"Iya apakah kau sudah ingat denganku?" Balasku

"Iya aku ingat" .Langsung Tea membalas pelukan aylin kembali

"Bagaimana kabarmu Tea?" ucap aylin
"Alhamdulillah baik."Ucap Tea

 Kemudian Tea kembali bertanya kabar
Aylin,dan Aylin berkata dia baik juga.Setelah Aylin menjawab,Tea kembali bertanya

"Sedang apa kau disini nyonya Aylin?" tanya Tea

"Jangan panggil aku nyonya,aku temanmu panggil saja aku Aylin." Ucap Tea

"Baiklah Aylin" kata Tea

Akhirnya Aylin pun menceritakan sedikit tentang dirinya dan sedang apa dirinya di taman itu.

     Aku sejak tadi duduk di taman ini untuk bersantai sambil bekerja,sembari menikmati indahnya bunga- bunga petunia,mawar dan melati yang mengelilingi kursi-kursi taman dan menikmati buah-buah yang masih segar yang dipetik langsung oleh pembantu dari kebunku.Aku adalah pemilik perumahan elite ini,selain sebagai pemilik perumahan elite ini aku adalah seorang penulis puisi terkenal dan karya ku sudah ter publish dimana-mana.Aku juga ingin me renovasi perumahan ini agar lebih elite lagi,nanti sore aku akan bertemu oleh seorang klien yang ingin menempati perumahanku yang terletak di blok B1 ,nomor dua dari ujung barisan rumahku.

      Setelah selesai menceritakan sedikit tentang dirinya,kemudian Aylin bertanya tentang keadaan dari teman kecilnya yang Ia liat di depan matanya sekarang ini

"Maaf temanku,boleh aku tanya kenapa keadaan kamu bisa seperti ini? dan foto siapa yang kau cari tadi?"Ucap Aylin

"Baiklah aku akan menceritakan kepadamu." Ucap Tea

Akhirnya Tea pun bercerita tentangnya
 
     Dulu,papaku memang seorang pemilik perusahaan tambang yang terkenal di kota Medan,aku bisa jalan-jalan kemanapun yang aku mau,bahkan keliling negara,aku bisa belanja apapun juga yang aku inginkan.Sampai suatu ketika perusahaan papaku terbakar dan tak ada satupun yang tersisa disana,kemudian papaku bangkrut dan kami sekeluarga menjadi miskin dan tak punya apa-apa lagi selain badan kami sendiri.Saat itu tak ada satupun orang yang bersedia membantu kami.Sampai ada satu orang teman papaku yang bersedia membantu keluarga kami,tetapi dengan syarat aku harus menikah dengan anaknya.Tanpa berpikir panjang papaku langsung menyetujui nya.
      Tetapi pernikahan kami tak berlangsung lama,karena Dia tak pernah mencintaiku.Aku selalu dipukul,dihina dan disiksa sejadi-jadi olehnya.Meskipun begitu aku tetap mempertahankan pernikahan kami demi papaku,walaupun setiap harinya aku tak pernah merasakan apa itu kebahagiaan dalam pernikahan.
      Tetapi aku juga merasa lelah ,aku memilih bercerai dengan nya.Setelah perceraian kami,aku hidup dengan sangat susah aku harus tinggal ngontrak dengan anakku,ditambah lagi dengan papa dan mamaku yang meninggal karena kecelakaan tunggal,Aku dan mantan suamiku dikaruniai 1 orang anak perempuan,yang aku tunjukkan padamu tadi adalah anak perempuanku namanya Feli dia sudah hilang sejak 3 hari yang lalu karena  anakku merasa terpukul atas perceraian kami.Maafkan aku mengganggu waktumu aku lihat gerbang rumahmu tadi terbuka dan melihat kau sedang duduk di tamanmu dan aku pun ingin bertanya kepadamu, sungguh hal yang luar biasa aku bisa bertemu denganmu.

       Aylin pun merasa iba dengan yang Tea ceritakan tentang keadaan dirinya,mengapa teman nya harus merasakan penderitaan yang sangat menyiksa batin dan pikirannya.Mengapa keadaan nya harus berbanding terbalik dengan keadaan dirinya.Hal seperti apa yang Tuhan sudah tuliskan untuknya, seperti apa roda kehidupan yang akan ia lewatin lagi nantinya. Dia hanya berdoa kepada Allah untuk masa depan temannya. Aylin tidak berhenti berpikir dan merasa cemas dengan masa depan Tea.Akhirnya Ia menawarkan bantuan kepada Tea.

"Tea,boleh aku mengatakan sesuatu sebagai teman masa kecilmu." Ucap Aylin

"Silahkan Aylin,aku akan mendengarkannya." Ucap Tea membalas ucapan Aylin

"Tetapi maafi aku Tea,aku ga bermaksud menyinggungmu,melihat keadaanmu yang seperti ini sekarang,aku  ingin sekali membantumu." Kata Aylin

"Maafi aku Aylin,bukan aku ingin menolak bantuan mu,tapi aku tak ingin bantuan siapapun.Aku ingin berusaha dari diriku sendiri dan untuk hidupku sendiri,terutama demi anakku." Ucap Tea berusaha menolak bantuan dari Aylin

"Aku hanya ingin memberikan tempat tinggal padamu,kau boleh tinggal di salah satu perumahanku,tidak perlu bayar apapun,supaya kau dan anakku bisa hidup dengan layak." Ucap Aylin
 
"Tidak Aylin,aku ingin bangkit sendiri,seperti dahulu orang tuaku  bangkit sendiri dan berusaha sendiri.Aku ingin mencapai hasilku sendiri kemudian menikmati nya dengan anakku. Ucap Tea dengan nada tegas."

"Baiklah,aku tak ingin memaksamu,tapi jika kau perlu bantuan ku,datanglah kerumahku.Aku akan senang bisa membantumu." Ucap Aylin dengan sedikit kecewa tidak bisa membantu Tea

"Terimakasih Aylin,aku izin pergi lanjut mencari anakku lagi." ucap Tea

"Aku punya sedikit rezeki buatmu,tolong kau terima." ucap Aylin

"Tidak Aylin,aku bisa berusaha sendiri,terimakasih atas niat baikmu.Tapi aku masih bisa berusaha sendiri." Ucap Tea tetap menolak tawaran dari Aylin

       Akhirnya Tea pergi dari rumah Aylin,setelah  baru beberapa detik Ia melangkahkan kaki nya dari tempat Ia berbicara dengan Aylin, tiba-tiba Tea terjatuh dan satpam memberi tahu Aylin.Aylin segera berlari menghampiri temannya itu yang sudah tergeletak di depan perumahan blok C3.Aylin segera memanggil supir pribadi nya untuk mengeluarkan mobil dari garasi nya dan membawa teman nya ke rumah sakit terdekat.Namun siapa yang dapat memungkiri keselamatan atas nyawa seseorang,Tea dinyatakan sudah tidak bernyawa dan detak jantungnya sudah tidak berjalan dia dinyatakan meninggal dunia oleh dokter
       Setelah Aylin konsultasi dengan dokter,ternyata selama ini Tea menderita penyakit jantung yang tidak bisa diselamatkan karena sudah stadium akhir.Sungguh Aylin sangat terpukul atas kepergian teman kecilnya ditambah lagi dengan anaknya yang sudah hilang sejak 3 hari yang lalu.Akhirnya Aylin memutuskan untuk memutuskan untuk mengurus pemakaman teman kecilnya.Setelah itu Ia akan membantu mencari anak dari Tea
       Setelah beberapa waktu kemudian,setelah foto anaknya di share di berbagai media,akhirnya Ia bertemu dengan anaknya Tea kemudian Ia langsung membawanya ke tempat terakhir Tea,dan memberitahunya bahwa Ibunya telah kembali kepada yang seharusnya,betapa terpukulnya Feli,dan tak bisa menahan tangisnya.Ia menangis sekeras-kerasnya dan merasa menyesal meninggalkan Ibunya sendiri dan mengikuti keegoisannya.

SELESAI….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun