Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyibak Proyek Mercusuar Soekarno, Menyemai Pengetahuan Masa Depan

12 Juli 2016   21:35 Diperbarui: 24 Agustus 2016   11:06 2007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mesin pencacah kayu masoi, salah bahan baku minyak atsiri

Saat ini , di bekas pabrik atsiri Tawangmangu tersebut sudah ditanam pula daun sereh, pohon jeruk, dan aneka rimpang sepertikunyit, kencur, temu girang, temu hitam dll.

sejumlah tanaman bahan baku pembuatan minyak atsiri sudah mulai di tanam
sejumlah tanaman bahan baku pembuatan minyak atsiri sudah mulai di tanam
Pabrik ini  memproduksi beberapa minyak Atsiri  dari bahan sere atau sereh , sebagian dari bunga mawar sebagai pelengkap, lada hitam,  pernah memproduksi minyak cengkeh dan  minyak dari kulit masoi. Jika daun sereh diambil kadar situnela, maka kulit masoi diambil kadar laktonnya.

Bahan sereh paling lama di produksi  dengan dua jenis sereh yaitu sereh rakyat dan sereh Purwodadi.  Sereh sendiri diambil kadar sitrunela. Bahan bakunya segaja di tanam oleh warga sekitar pabrik. Bibit sereh di berikan oleh pabrik, kemudian warga diminta untuk menanamnya. Semua hasil panen sereh dibeli oleh perusahaan.  

Selain dari sereh warga sekitar, pabrik juga membeli sereh dari warga di Jrakah, karena hasil penyulingan sereh lebih bagus dibandingkan dari warga sekitar pabrik. Jika kadar sereh yang ditanam warga sekitar berkadar 0,3%, sereh dari Jrakah bisa lebih sedikit  tinggi sampai 0,5%. Sereh dari Jrakah berwarna kuning sehingga lebih bagus jika dibandingkan dengan sereh dari warga sekitar yang berwarna agak hijau.

Sementara untuk cengkeh, yang mempunyai kadar minyak tertinggi sampai 19% pernah diproduksi oleh pabrik diantara proses produksi daun sereh. Daun bahan baku cengkeh sendiri didatangkan dari Tulungagung.

Proses produksi

Menurut dokumen dari Pabrik Minyak Atsiri, Pabrik ini terbagi menjadi  3 bagian yaitu bagian destilasi, ekstraksi dan laboratorium dan tenaga listrik.

Terdapat  9 ketel detilasi @ 5 m2 dan  4 unit destilasi. Terdiri dari  satu unit dengan 5 ketel destilasi, satu unit dengan 2 ketel destilasi, satu unit dengan 1 ketel destilasi dan satu  unit lagi dengan 1 ketel destilasi. Masing-masing unit dilenglapi dengan kohobasi. Dengan demikian pabrik ini bisa mengolah 4 macam bahan sekaligus.

ruang destilasi, terdapat 9 tungku besar
ruang destilasi, terdapat 9 tungku besar
Pabrik juga mempunyai  4 ketel ekstraksi yang terbagi dalam 2 unit, bagian yang mengolah bahan baku minyak esteris dengan cara ekstraksi.

ruang ekstraksi
ruang ekstraksi
Laboratorium juga dilengkapi dengan sarana prasarana untuk melakukan penelitian dan  menguji kadar minyak atsiri. Sampai saat ini puluhan botol minyak dengan berbagai esen(aroma) masih tersimpan bagus dengan aroma yang kuat . Sejumlah peralatan lain seperti tungku, oven juga masih cukup terawat.

Secara umum, proses produksi minyak atsiri dilakukan dengan tiga cara yaitu  pengempaan (pressing), ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan dengan cara  penyulingan (distillation). Dari ketiga proses produksi tersebut, proses penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun