Tetapi barangkali pemkab lupa kalau pembeli sudah terbiasa nyaman saat belanja  yaitu memilih, memilah, menimbang barang dagangan baru kemudian membelinya. ‘kebebasan’ para pembeli ini yang  nikmat dan jarang ditemui manakala belanja di toko tradisional biasa. Tak jarang pembeli enggan membeli di toko tradisional karena pelayanan lama, karena harus antri manakala penjualnya hanya satu orang saja. Atau harus menunggu penjual keluar untuk membeli sesuatu. Karena biasanya toko seperti ini berada di rumah dan hanya untuk sambilan saja.
Artinya, PR Pemkab Sukoharjo, bagaimana mampu memberikan anjuran kepada toko tradisional  untuk merubah atau paling tidak memperbaiki pelayanan kepada pembeli sehingga pembeli merasa nyaman dan tidak enggan belanja.
3.Mendorong toko tradisional melengkapi barang dagangan
Salah satu daya tarik toko modern adalah kelengkapan barang-barang yang dijualnya. Bisa dikatakan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat tersedia lengkap, sehingga tidak butuh beranjak ke beberapa toko untuk membeli barang yang dibutuhkan. Diakui atau tidak, tidak semua toko tradisional menjual barang-barang yang cukup lengkap. Kelengkapan barang menjadi daya tarik tersendiri sehingga toko modern cenderung menarik minat  pembeli.
Nah, PR Pemkab ke depan, bagaimana mampu mendorong toko tradisional menjual barang-barang terutama barang kebutuhan sehari-hari yang lebih lengkap. Â Sehingga pembeli akan merasa terpenuhi kebutuhannya dan tidak usah repot-repot untuk berbelanja ke beberapa toko.
Saya kira beberapa hal itu bisa dipertimbangkan Pemkab Sukoharjo sehingga langkah penutupan toko modern yang dilakukan selama ini lebih bermanfaat, tepat dan benar-benar mampu mengeliatkan toko tradisional karena pelanggan mau beralih ke toko tradisional.
Jangan sampai malah pelanggan ‘lari’ ke toko modern yang berjejalan di Kota Solo yang jaraknya relative terjangkau dari Kabupaten Sukoharjo.  Kalau sampai ini terjadi, ya kebijakan yang diambil Pemkab Sukoharjo kurang tepat dan muspro. Semoga .**
_Solo, 30 Juni 2016_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H