“Mbah? Mbah Marto?” suara Sari tertelan suara cekikikan yang terdengar di ruangan sebelah.
DEG. Sari cepat beranjak dari kursinya dan setengah berlari panik keluar dari ruangan. Firasatnya tidak enak.
OH…TIDAK…TOLONG……
Teriak Sari sambil berlari kencang keluar kantor. Ia harus jatuh bangun saat kakinya gemetaran dan menabrak kursi.
Wujud itu begitu mengerikan. Sari tidak akan sanggup melihatnya lagi.
Di ruang tengah, ia melihat seorang laki-laki hitam legam, tinggi besar, berwajah menakutkan dengan gigi-gigi besar. Sepanjang tubuhnya ditumbuhi bulu panjang dengan matanya merah melotot seakan siap keluar. Ia duduk dengan seorang perempuan dengan wajah dan tubuh sama persis dengan laki-laki disampingnya. Mereka menyaksikan seorang anak kecil bermain sambil tertawa-tawa. Mereka bertiga sama persis.
**
“Saya juga beberapakali melihat gendruwo itu, Mbak Ros,” kata Mbah Marto. Laki-laki tua itu sudah puluhan tahun menjadi penjaga kantor. Siang hari Mbah Marto bekerja sebagai penarik becak. Sore pulang ke kantor dan menjaga kantor sampai pagi hari.
Santi terbelalak kaget.