“Sulit, Pak. Mereka sudah tinggal puluhan tahun. “
“Tapi Pak. Kami tidak mungkin bisa..” ujar Santi gemetar. Wajahnya menunjukkan ketakutan.
“Pak, terus gimana? Kami tidak bisa kalau terus diganggu.”ucapku.
Pak Surip bertafakur.
“Akan saya usahakan. Tetapi kemungkinan sulit untuk meminta mereka pindah. Saya akan coba. Beberapa hari lagi saya akan ke kantor.” Ucap Pak Surip menyejukkan hati kami.
**
“Siapa, ya?” tanya Sari sambil memandang sekelilingnya dengan curiga. Tak ada siapa –siapa. Maklum sebagian besar staf kantor sedang ke lapangan. Siang ini ia sendirian.
Bulu kuduk Sari merinding. Terdengar suara cekikikan yang terkadang jelas dan dekat, tetapi sesekali terlihat jauh dan samar.
“Halo? Siapa, ya? Mbah Marto?” teriak Sari mengatasi rasa takut yang menyergapnya. Meskipun ragu Mbah Marto, penjaga kantor sudah datang sesiang ini, tetapi Sari untung-untungan. Siapa tahu Mbah Marto sudah datang lebih cepat dari biasanya.