Di guru penggerak ini, saya kembali disadarkan bahwa untuk mewujudkan itu semua diperlukan perencanaan jangka pendek untuk mengikuti pelatihan dan workshop. Yang sebelumnya saya telah lakukan secara mandiri baik di aplikasi PMM, SIMPKB, webinar online, dan sejumlah pelatihan mandiri lainnya. Pelatihan itu saya lakukan pada saat kesempatan luang agar tidak menganggu jam mengajar dan malam hari agar tidak menganggu tugas sebagai ibu rumah tangga.
Ternyata semangat itu menguatkan saya kembali untuk berproses dengan keadaan. Kendala yang masih menganjal adalah adapatif tentang pemanfatan teknologi sebagai media interaktif yang sesuai zaman. Meskipun telah menguasai sebagian kecil namun pada kesempatan menyulam harapan perlu ditingkatkan untuk belajar secara otodidak, belajar melalui workshop, membaca literasi yang memotivasi diri, dan sebagainya.
Dengan begitu, saya berupaya meskipun ingin melanjuakan ilmu ke jenjang lebih tinggi belum terwujud tapi setidaknya menjadi pembelajar sepanjang hayat dapat menjadi kenyataan. Semoga dengan banyak belajar, saya berharap dapat meningkatkan pengajaran dan memberikan yang terbaik dari kinerja yang saya lakukan bagi murid.
Reflektif
Sebagai seorang guru mesti mempunyai sikap reflektif yakni kemampuan untuk melakukan evaluasi untuk merenungkan pengajaran yang dilakukan. Dengan bersikap reflektif, guru dapat melakukan identifikasi mengenai kekuatan dan kelamahan dalam pengajaran serta bagaimana cara untuk memperbaikinya secara brkesinambungan.
     Sebelum saya mengetahui pentingnya reflektif, saya memandang diri saya sebagai guru perfeksionis yang terfokus pada tujuan pembelajaran sehingga memperoleh nilai tertinggi UN di kabupaten dan memperoleh penghargaan serta memperoleh nilai 100 dari salah satu murid. Saya selalu menanamkan ke murid untuk semangat dalam setiap situasi karena setiap kerja keras tidak akan menghianati hasil. Dengan semangat motivasi itulah pencapaian nilai UN mata pelajaran saya sesuai harapan. Hampir setiap malam saya melakukan analisis untuk membantu murid yang kesulitan belajar untuk memahami pelajaran dengan memberikan bimbingan khusus.
     Ternyata setelah saya melakukan reflektif pada angkatan yang sebelum ada penghapusan UN membuat saya terenyuh. Apa yang menurut saya baik dan berhasil tidak dipandang baik oleh murid. Air mata saya mengalir bukan karena saya bangga tapi karena metode saya memaksakan keadaan tanpa melihat bagaimana murid ada masalah, dan faktor lainnya.
     Memang tidak mudah mendapat kritik. Tapi saya percaya reflektif yang saya lakukan secara berkesinambungan akan menyadarkan diri atas segala kekurangan dan kekuatan yang saya miliki. Di pendidikan guru penggerak ini, setidaknya menguatkan kembali langkah yang pernah saya ambil tidak hanya pada saat usai pembelajaran yang telah dilakukan dengan murid menjawab 4 pertanyaan berikut
Apa yang baru saja saya pelajari?
Apa yang saya sudah mengerti?
Apa yang saya belum mengerti?