Detik demi detik berlalu, jam pun enggan untuk menanti, begitu pula dengan hari yang terus berganti.
Tidak terasa, hari dimana aku dan seluruh angkatan 21 akan dilantik pun tiba. Entahlah, di acara ini kakak kelasku lebih banyak mengambil peran.
Bangga dan bahagia. Bangga karena teman-temanku telah dilantik. Namun, rasanya semua itu tidak lengkap. Seperti ada yang kurang di acara ini.Â
Apa? hah, Hary. Selama acara aku tidak bertatap muka dengan Hary menyapa pun enggan.Â
Semenjak kejadian aku berfoto dengan teman pria Hary berubah. Kami seperti orang asing. Kulangkah kan kakiku menghampiri Hary
ingin rasanya meminta maaf, aku tak tahan lagi dengan pertengkaran antara hati dan pikiran ku yang selalu menyalahkanku.
Acara pelantikan selesai. sesampainya dirumah, dengan cepat aku menuju kamar. Bayangan Hary mengganggu pikiranku.
 Suhu dikamarku tiba-tiba naik. Bulir-bulir keringat membasahi tubuhku.
Tiba-tiba pesan singkat dari Hary membuat jantungku berdetak sangat cepat.
Pukul 19.00 waktu kunjungan Hary menjemputku. untuk pertama kalinya Hary mengajakku keluar, hanya sekedar menghirup
udara dan makan di pinggir jalan. Aku merasa diperlakukan sangat istimewa oleh Hary. perasaanku terhadap Hary mulai kacau malam itu,