"Masa SMA? Apaansi lo. Emang kenapa?". ( dengan nada terkejut aku menjawab)
"Gaada nanya doang, baperan amat lo jadi cewe. lo kan kebanyakan temen cowo dari pada cewe iya gue nanya bego!".
"Iih.. apaan lo cowo mulutnya kaya cewe". (balasku dengan wajah marah)
Aku meninggalkan Hary seorang diri dengan wajah merah merona seperti akan terjadi
 kebakaran dahsyat yang akan melalap gubuk kecil di sebelahÂ
kantin. Aku terdiam merasa kasihan dan bersalah karena meninggalkan Hary sendiri.
"Lala!!Lala!!", seseorang memanggilku
Suara itu tidak asing bagiku. Tangan itu kembali mencubit pipiku. Hary, "buku ku" yang hampir setiap hari melakukan hal yang sama.
Memanggil nama lalu mencubit pipiku yang seperti kapas ataupun seperti tisu yang di beri air kata Hary.
"Lala, lo lucu deh kalau lagi ngambek jadi sayang gue". ( menyindir mentertawakan aku)
"Pergi lo ganggu gue aja, gombalan lo ga mempan!".