Satu Surga untuk Ayah!.
***
Termenung merenungi percakapannya dengan Kayla, membuat mata Dinar memerah pagi harinya. Tersiram air hangat dari shower membuatnya sadar akan tidurnya yang tak lebih dari 2 jam. Renungan yang membuatnya bergegas menuju halte bus dan berharap secepatnya bisa tiba di depan Lembaga Pemasyarakatan tempatnya bertemu dengan Kayla kemarin.
Terhembus nafas lega begitu jejak pertama kakinya di pintu halaman Lapas manakala sapuan matanya menemukan sosok Kayla yang duduk seperti hari kemarin di bawah pohon beringin tua sambil memegang Ukulelenya.
"Hai cantik, ini Tante belikan Roti untuk kamu!"
Kayla sedikit menggeleng... namun anggukan kepala serta senyuman Dinar meluluhkan hatinya 'tuk kemudian mengulurkan jemari mungilnya meraih sebungkus roti isi dari Dinar.
"Jangan takut Ibumu tak akan marah!"
Kayla menunduk berusaha menyembunyikan airmatanya dari pandangan mata Dinar. Dinar yang menyadari hal itu segera memeluk erat tubuh Kayla.
"Mereka semua menyalahkan Ayah, itulah makanya Ayah menjadi marah dan akhirnya terkurung di dalam!"
"Sudah... sudah Kay... Tante percaya kamu. Kamu tunggu di sini ya, Tante akan masuk mencari tahu!"
***
Hampir 2 jam kemudian, Dinar keluar dari dalam bangunan dan tersenyum sambil menghampiri Kayla.
"Kayla... bolehkah Tante menemani hari-hari kamu sampai setahun ke depan? Sampai Ayahmu bebas?"