Mohon tunggu...
Hsu
Hsu Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang manusia biasa

Somewhere Only We Know

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surga Sederhana untuk Ayah

23 Juni 2016   00:57 Diperbarui: 23 Juni 2016   12:35 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Daddy Daughter Walk Week, dari activerain.com

"Jadilah seperti Bunga, mekar seindah mungkin tanpa membandingkan dengan yang lain" (IndiraAbidin.com)

Kutipan kalimat indah yang tertulis dengan tulisan tangan yang rapi pada potongan kertas karton berwarna merah muda dan tertempel di bagian bawah senar Ukulele milik seorang anak perempuan berambut panjang namun lusuh, bertelanjang kaki, memakai dress yang dapat dikatakan sangat kumal hingga titik-titik hitam jamur pakaian pun tersamarkan oleh kumalnya. Anak perempuan yang senantiasa duduk di bawah pohon beringin tua di halaman depan sebuah bangunan yang senantiasa terkunci rapat dan di jaga oleh para petugas berseragam biru muda kombinasi biru tua.

Kalimat indah itulah yang pada akhirnya jadi begitu menarik perhatian seorang wanita setengah baya yang mengenakan kemeja warna coklat, celana jeans warna biru tua, sepatu slip on warna merah hati, serta rambut panjang yang diikat dengan topi baseball berwarna putih dengan huruf A di bagian depannya. Tak ketinggalan kamera berlensa besar tergantung di depan dadanya.

Wanita itu membungkuk, kemudian setengah berjongkok dengan lengan kanan di letakkan di atas paha bagian kanan.

"Hai cantik! Apa yang kamu tunggu di tempat ini? boleh Tante tahu?"

"Aku menunggu Ayah!"

"Hhmm Ayahmu di mana?"

Anak perempuan itu pun menunjuk ke arah bangunan.

"Oohhh maaf, Tante tidak tahu kalau Ayahmu berada di dalam sana! Siapa namamu?"

"Kay... Kayla!"

"Ok Kayla... nama tante Dinar dan kamu boleh panggil Tante Dina atau Tante saja... dan satu pertanyaan lagi, berapa umurmu sekarang?"

Kayla menghitung dengan jarinya... "hampir 12 tahun..." jawabnya sedikit ragu.

"Ok, mau masuk ke dalam dan bertemu Ayahmu?"

"Tidak Tante, tunggu sampai Ayah keluar saja nanti!"

"Mengapa? kamu tahu kapan Ayahmu akan keluar?"

Kayla menggelengkan kepalanya.

"Sudah berapa lama kamu menunggu Ayah di sini setiap pagi sampai siang?"

"Sudah 2 tahun!"

Matahari semakin meninggi hampir tepat di atas ubun-ubun. Kayla bangkit perlahan...

"Ayo Kay, masuk ke dalam nanti Tante bantu!?"

"Tidak Tante! Di dalam sana banyak sekali orang dan aku hanya membawa Satu Surga untuk Ayahku saja!"

Kay berbalik badan kemudian melangkah sambil menenteng Ukulelenya ke arah perempatan lampu lalu-lintas, sementara Dinar hanya terpaku memandang langkah-langkah kecil dan cepat milik Kayla. Terpaku dengan kalimat terakhir yang diucapkan oleh Kayla. 

Satu Surga untuk Ayah!.

***

Termenung merenungi percakapannya dengan Kayla, membuat mata Dinar memerah pagi harinya. Tersiram air hangat dari shower membuatnya sadar akan tidurnya yang tak lebih dari 2 jam. Renungan yang membuatnya bergegas menuju halte bus dan berharap secepatnya bisa tiba di depan Lembaga Pemasyarakatan tempatnya bertemu dengan Kayla kemarin.

Terhembus nafas lega begitu jejak pertama kakinya di pintu halaman Lapas manakala sapuan matanya menemukan sosok Kayla yang duduk seperti hari kemarin di bawah pohon beringin tua sambil memegang Ukulelenya.

"Hai cantik, ini Tante belikan Roti untuk kamu!"

Kayla sedikit menggeleng... namun anggukan kepala serta senyuman Dinar meluluhkan hatinya 'tuk kemudian mengulurkan jemari mungilnya meraih sebungkus roti isi dari Dinar.

"Jangan takut Ibumu tak akan marah!"

Kayla menunduk berusaha menyembunyikan airmatanya dari pandangan mata Dinar. Dinar yang menyadari hal itu segera memeluk erat tubuh Kayla.

"Mereka semua menyalahkan Ayah, itulah makanya Ayah menjadi marah dan akhirnya terkurung di dalam!"

"Sudah... sudah Kay... Tante percaya kamu. Kamu tunggu di sini ya, Tante akan masuk mencari tahu!"

***

Hampir 2 jam kemudian, Dinar keluar dari dalam bangunan dan tersenyum sambil menghampiri Kayla.

"Kayla... bolehkah Tante menemani hari-hari kamu sampai setahun ke depan? Sampai Ayahmu bebas?"

"Boleh... tapi aku tak mau setiap hari dibelikan roti! Biar Kay yang membeli sendiri makanan untuk Kay dan teman-teman!"

"Ok janji jari Kelingking" 

2 jari kelingking terkait mengikat janji.

***

Setiap hari memperhatikan dan ikut berbaur dengan Kay dan sahabat-sahabatnya yang hidup di jalan dan tinggal di sebuah bangunan ala kadarnya berbahan bambu-bambu bekas berdinding spanduk-spanduk bekas. Menyaksikan kerja keras dan perjuangan hidup mereka, canda tawa mereka sebelum tidur, cara berbagi mereka baik makanan dan juga doa-doa.

Setiap malam merenungkan apa yang disaksikannya. Setiap kali itu pula air bening mengalir dalam setiap akhir ibadah dan doanya. Dinar akhirnya menyadari bahwa kebahagiaan tak hanya berupa materi yang berlimpah. Tuhan menunjukkan jalanNya melalui anak-anak yang begitu gigih mengarungi kehidupan, seperti Kayla.

Hingga setahun kemudian...

Pintu bangunan lapas terbuka. Seorang pria bertubuh tinggi, namun terlihat begitu kurus melangkah keluar. Langkah pertama yang disambut dengan teriakan kecil Kayla...

"Ayaaahhhh..."

Lelaki itu pun menyadari kehadiran puterinya. Dan segera berlari menghampiri dan memeluknya erat.

"Puteri Ayah sudah besar! Maafkan Ayah, Nak. Ayah berjanji akan menjagamu dan membelikanmu banyak hadiah nantinya!"

"Ayah... aku tak meminta hadiah apapun! Aku sudah lama membawakan Ayah "Satu Surga" dan sudah aku bawa kemanapun selama hampir 4 tahun ini!"

"Surga???"

"Iya Yah, Ini ambillah!" Kayla menyerahkan lipatan kertas yang ia keluarkan dari dalam Lubang Senar Ukulelenya.

"Ayah jangan sampai kembali lagi ke dalam sana. Aku ingin Ayah kembali beribadah dan menjadi pemimpin bagi Ibadahku kepadaNYA, hingga aku menikah nanti! 

Demikian kalimat yang tertulis dalam selembar kertas yang sudah menguning yang terjatuh manakala Ayah Kayla memeluk kembali Kayla dengan eratnya sambil menangis menyadari kealfaannya selama ini. Kertas yang kemudian terbaca juga oleh Dinar dan membuatnya tersenyum begitu lepasnya sambil bibirnya berucap perlahan...

"Surga itu Sederhana, dan selalu terbuka lebar bagi yang benar-benar mencariNYA!"

~000OOO000~

~Just My Imagination~

Ilustrasi: "Daddy Daughter Walk Week" dari activerain.com

~23Juni2016~

~Hsu~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun