Senyuman yang penuh rasa syukur karena ia gagal dalam pencalonannya sebagai presiden harian bagi negeri tercinta ini. karena jika jadi ia pasti nakal dicaci maki habis-habisan karena harga Dollar yang semakin tinggi tegangannya.
Selain itu juga hayalan penuh penyesalan karena sejak hasil terakhir panen kebun jengkol warisan kakeknya tak satu Rupiah pun ia belikan Dollar Amerika.
"CEEEEPPPPPP bagus bener luh ya nonton tipi mulu, tolongin Emak turunin itu tempayan kuningan yang paling gede di rak paling atas!"
"Iye Mak Ncep denger kok dan kagak usah teriak-teriak begitu kalee!"
"Lagian emang Luh nonton apaan siiihh daritadi siang melototin tipi mulu!"
"Ntu Maaakkk Dollar Amerika udah tembus angka 14.000 Rupiah!"
"Haahhh Dollar tembus 14.000??? tuing tuing tuing coba ulangin Luh ngomong apa barusan Ncep???"
"Dollar tembus 14.000... BRAAGGGGG Aduhhhhhh!"
Suara berisik membuat Emak spontan menuju ruangan belakang tempat nyimpen perabotan tua. Begitu tiba dilihatnya cecep jatuh terngkurap sementara bagian kepalanya benjol besar akibat ketiban tempayan tua yang paling besar.
Cecep berusaha bangkit sambil memegang kepalanya... ia diam sejenak kemudian mengibas-ngibaskan rambutnya dan berbalik badan sambil menatap wajah Emaknya.
Mata beradu mata...