Marah dan benci mulai merasuki jiwa.
Cemburu mulai mengalirkan hawa panas dan siap membakar. Dengan segala cara Tilana pun bertekuk lutut dihadapan Ranti, bahkan di depan mata Kunti sendiri hingga tak kuasa menahan rasa sedihnya.Â
***
Dengan perasaan luluh lantak, Kunti menaiki anak tangga pondokan Aki Dayat.
"Biarkan aku tinggal di sini hingga bayi dalam kandunganku ini lahir Ki. Dan setelah ia lahir aku mohon cabutlah Paku di kepalaku dan berikan kepada anakku. Mimpiku telah berbicara dan berilah ia nama Rania. Biarkan nanti ia yang mengobati rasa kecewaku ini kepada keturunan Tilana dan Ranti."
"Aku akan pergi menjauh ke tempat di mana aku tak akan lagi merasakan kekecewaan!. Aku mohon Ki."
Aki Dayat mengganggukkan kepalanya.
*Tamat*
Â
Â