Cianjur... 1994.
Yang begitu mencintaimu, Badai."
Selesai membaca... Novi semakin terisak... ia menangis sambil memeluk makam Badai... makam yang pada nisannya tertuliskan "Badai 1970-1994 Suami dari Isteri Tercinta Novi."
Novi baru bangkit ketika Pipit memeluknya dan menenangkannya. Novi melangkah menuruni perbukitan dengan jari lengan kanan masih memegang surat dari Badai sambil pikirannya berkecamuk.
***
Setelah tenang pikirannya selama beberapa hari bersama Pipit... Pipit yang banyak bercerita tentang keluarga dan khususnya kakaknya Badai. Novi kembali ke Jakarta.
Di jakarta... hampir setiap malam Novi selalu membaca Surat dari Badai... Surat yang kemudian ia mengerti tentang dalamnya cinta dan perasaan Badai terhadapnya... tentang mengapa selama hampir 20 tahun tak ada seorang pun pria yang mendekatinya.
Ikatan yang dibuat oleh Badai dengan tetesan darahnya.
Hingga satu malam...
"Badai... keputusanku adalah... Aku Novi... akan tetap menjadi Isterimu karena engkau telah menerimaku sebagai Isterimu dengan tetesan darahmu... Sampai kapan pun... sampai ajalku tiba... aku tetap Isterimu."
***