Selesai pembicaraan mereka, salah satu menyeret tubuh lunglaiku yang telah bersimbah darah... sakit rasanya seluruh tubuhku... entah patah atau tidak yang pasti untuk bersuara pun rasanya aku sudah tak sanggup... entah berapa lama mereka melakukan ini semua.
Tubuhku diseret hingga disebuah pintu besi besar... petugas lainnya membuka gembok besar... begitu pintu terbuka... tubuhku di seret kembali hingga ke sudut lorong.
Mataku menatap langit-langit... berusaha menyisir sekitar dengan pandangan yang terhalang noda darah... banyak jeruji... tempat apa ini?
"Sssstttt... sssttttt... hei bangun Loe!"
Sekilas terdengar ada yang memanggil dari arah dalam ruangan berjeruji, namun pandangan mata dan tubuhku sakit seluruhnya... bergerak sedikitpun aku tak sanggup.
"Mati Bang kayaknya... itu lihat darah semua... diam begitu pasti mati! Parah siksaannya kayaknya!"
Demikian yang terdengar sayup di telingaku.
bersambung...
~oooOOOooo~
Cerita Sebelumnya: Rahula [2] ~A Story by Me~ Ilustrasi “Supermassive Black Hole” dari wikia.com; telah diedit sendiri ~Hsu/A.H~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H