“Tidak Pak!”
“Baiklah... bapak di sebelah itu adalah penjual rokok di pinggir jalan yang menyaksikan ada tubuh terlempar keluar dan begitu ditengok dalam keadaan tertancap belati dan masih sempat mencatat nomor mobil milik Pak Rey!”
Kutertunduk begitu mendengar itu.
“Pak Rey yang melakukan penusukan hingga tewas korban?”
“Be... benar Pak” Kutertunduk kembali.
“Jangan menunduk Rey...!!!” Plaaaakkk sebuah majalah di hantamkan ke wajahku.
“Siapa lagi selain kamu Rey? Siapa di belakangmu!” Pertanyaan yang membuatku bingung dan kujawab tidak ada lagi selain aku.
“Jangan Bohong kamu!!!” Bluuuggg... kali ini sebuan tinju masuk ke hidungku dan membuatku terjungkal dari kursi.
“Aarrgghhh Apaa ini Pak... tidak ada memang tidak ada selain saya Pak!” kuusap hidungku dengan telapak tangan kanan... darah segar menempel pada telapak tanganku.
“Ti...”
Braaaakkk.... Jangan bohong Loe.... gak mungkin loe sendirian... siapa temen loe!!! Sebuah tendangan mendarat di wajahku.