2. Muncul karena Pengaruh Lingkungan
Kebutuhan jasmani muncul karena faktor dalam diri manusia. Misalnya, manusia butuh makan karena dia memang lapar, bukan karena melihat makanan. Sedangkan, kebutuhan naluri muncul karena faktor lingkungan.
>> Sebagai contoh dalam naluri pertama ialah meng-agungkan pohon besar. Ada manusia yang meng-keramatkan pohon besar karena dia menyaksikan pohon itu. Dia tidak akan melakukannya jika ia tidak pernah mengetahui atau melihatnya.
>> Sebagai contoh dalam naluri kedua ialah takut. Manusia akan merasakan takut karena ada faktor luar yang membuatnya takut, misalnya karena gelap, usai melihat film hantu, ada bencana, ada bahaya, dan sebagainya. Jika faktor pemicunya tidak ada, maka dia tidak akan merasa takut. Tidak mungkin orang merasa takut tanpa sebab.
>> Sebagai contoh dalam naluri ketiga ialah mencintai wanita. Manusia akan merasakan cinta kepada wanita karena dia melihat atau berinteraksi dengan wanita tersebut. Dia tidak akan timbul rasa cinta jika tidak pernah melihat atau berinteraksi dengan lawan jenis.
3. Tidak Harus Selalu Dipenuhi
Meskipun gharizah ini termasuk kebutuhan, namun tidak harus selalu dipenuhi seketika itu juga. Maksudnya tidak selalu urgen atau genting untuk segera dipenuhi. Sebab, naluri itu bisa ditahan dan tidak akan menyebabkan kematian.Â
Oleh sebab itu, naluri bisa dipenuhi jika sudah tepat waktunya untuk memenuhinya. Hal ini berlaku untuk naluri mempertahankan eksistensi diri dan naluri kasih sayang dan mencintai. Sedangkan, pemenuhan naluri beragama yaitu beribadah kepada Allah bukan berarti tidak harus selalu dipenuhi, namun wajib untuk dilaksanakan karena hal tersebut merupakan perintah Allah.
4. Menyebabkan Kegalauan
Efek dari tidak dipenuhinya naluri ini adalah menyebabkan kegalauan. Adapun buktinya dari naluri beragama ialah sebagaimana yang terjadi di negara-negara maju. Kita bisa menelusuri fakta di negara-negara yang memiliki teknologi canggih, seperti Jepang. Angka bunuh diri di negara tersebut cukup tinggi.Â
Mengapa bisa begitu? Mereka sejatinya galau sebab tidak bisa memenuhi naluri ini dan justru mengalihkannya dengan kesibukan pekerjaan yang tiada henti.Â