Mohon tunggu...
Bento
Bento Mohon Tunggu... Administrasi - cara cepat untuk bisa menulis ya menulis

penikmat bacaan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengungkap Rahasia Kebutuhan yang Memotivasi Karyawan

28 September 2024   18:02 Diperbarui: 28 September 2024   18:09 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak usah kesana bro!" ajak rekan kerja ku, sedikit ogah-ogahan.

"Ayolah, " sahutku.

"Tidak ada fungsinya juga kita di sana," timpalnya lagi.

Sebuah percakapan sederhana, tetapi tersirat makna yang mendalam-bahwa setiap orang ingin merasa dibutuhkan, ingin merasa bahwa kehadirannya ada artinya.

Ini bukan hanya soal ada di tempat yang tepat, tetapi juga soal memenuhi kebutuhan emosional untuk merasa berguna dan dihargai oleh orang lain.

Jika kita kembali ke masa sekolah,SD SMP atau SMA/SMK  kita diajarkan tentang kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Ya itu benar...

Namun, seiring berjalannya waktu, kebutuhan manusia berkembang jauh lebih kompleks dari itu. 

Bukan hanya kebutuhan fisik yang penting, tetapi juga kebutuhan psikologis dan sosial.

Mungkin rekan kerjaku menolak ikut karena merasa kehadirannya di sana tidak berarti. 

Dan memang, pada dasarnya, setiap orang butuh merasa diperlukan-kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi hanya dengan makan, minum, atau istirahat.

Jadi, apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh seseorang agar selalu 100% motived bekerja?

Setiap orang bekerja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga kebutuhan yang lebih kompleks yang memotivasi mereka untuk terus berkembang.

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow menggambarkan bagaimana motivasi seseorang dipengaruhi oleh lima tingkat kebutuhan.

Mari kita bahas satu per satu dalam konteks dunia kerja.

1. Kebutuhan Fisiologis

Maslow menyebutnya sebagai kebutuhan untuk bertahan hidup, seperti makan, minum, tidur, dan tempat tinggal.

Dalam dunia kerja, ini berarti gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Contoh nyata adalah tuntutan pekerja yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sudah mengajukan permintaan agar pemerintah menaikkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) dan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 8-10 persen pada 2025.

Selain itu, ada kabar baik untuk PNS, TNI, dan POLRI---gaji mereka juga direncanakan naik di tahun yang sama, tinggal menunggu persetujuan dari Presiden terpilih, Bapak Prabowo Subianto.

Bahkan, dalam penerimaan CPNS tahun 2024, sudah disebutkan kisaran gaji yang akan diterima jika lolos menjadi Pegawai Negeri Sipil.

Gaji yang layak adalah motivator yang sangat kuat untuk karyawan, karena ini berkaitan langsung dengan kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar.

2. Kebutuhan Keamanan

Setelah kebutuhan dasar seperti makan dan tempat tinggal terpenuhi, seseorang mulai mencari rasa aman dalam pekerjaannya.

 Ini bisa berarti memiliki jaminan kerja yang stabil, perlindungan dari risiko, atau suasana kerja yang nyaman.

Saat menulis artikel ini, tiba-tiba saya menerima pesan WhatsApp dari seorang teman. 

Dia baru saja memutuskan untuk resign dari pekerjaannya sebagai tenaga outsourcing di salah satu kantor pemerintahan. 

Alasannya? 

Dia merasa tidak ada jenjang karir yang jelas di sana dan ingin mencoba peruntungan di bisnis kuliner.

Cerita ini menunjukkan bahwa rasa aman dalam pekerjaan bukan hanya tentang gaji atau posisi saat ini. 

Karyawan akan lebih termotivasi jika mereka tahu pekerjaan mereka stabil, tidak mudah terkena PHK, dan perusahaan atau institusi tempat mereka bekerja memiliki masa depan yang cerah. 

Prospek karier yang jelas adalah kunci penting yang membuat seseorang merasa aman dan mau bertahan lebih lama di suatu pekerjaan.

Lingkungan kerja yang stabil dan aman akan membuat karyawan merasa nyaman, sehingga mereka lebih produktif dan tidak mudah terganggu oleh ketidakpastian.

3. Kebutuhan Sosial

Manusia adalah makhluk sosial.

Di tempat kerja, hubungan yang baik dengan rekan kerja dan atasan dapat menjadi sumber motivasi yang besar.

Contoh sederhana, ketika seorang karyawan merasa diterima dalam tim, berkolaborasi dengan baik, dan memiliki hubungan sosial yang kuat, mereka merasa diperlukan dan dihargai. 

Hal ini menciptakan rasa puas dan semangat untuk bekerja lebih baik.

Tanpa interaksi sosial yang baik, lingkungan kerja bisa terasa seperti tempat yang dingin dan membuat seseorang kehilangan motivasi, seperti dalam meme yang mengatakan, "Kerja, ambil gaji, pulang, dan tidur."

4. Kebutuhan Penghargaan

Karyawan itu bukan cuma butuh berinteraksi dengan rekan-rekannya, tapi mereka juga ingin merasa dihargai atas usaha dan pencapaian yang telah dilakukan.

Penghargaan ini bisa berupa promosi, pujian, atau bonus yang menunjukkan bahwa kerja keras mereka berarti.

Contohnya, teman saya yang bekerja sebagai sales mobil. Dia bilang kalau dia berhasil melebihi target penjualan, perusahaannya siap memberikan hadiah berupa liburan, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.

 Bayangkan betapa senangnya dia!

Penghargaan seperti ini membuatnya merasa diakui dan semakin termotivasi untuk terus berprestasi. Dengan adanya pengakuan, semangat kerja pun jadi lebih membara!

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Puncak dari kebutuhan manusia menurut Maslow adalah aktualisasi diri---sebuah perjalanan untuk mencapai potensi penuh, baik dalam karier maupun kemampuan pribadi.

 Di tempat kerja, ini berarti seseorang mencari kesempatan untuk berkembang, belajar hal-hal baru, dan berinovasi. 

Ketika karyawan diberikan ruang untuk tumbuh, mereka bukan hanya bekerja untuk gaji, tetapi juga untuk mencapai tujuan pribadi yang lebih tinggi.

Teman saya, sebut saja Budi, telah bekerja selama lima tahun sebagai petugas protokol.

Meski dia mencintai pekerjaannya, di dalam hatinya ada keinginan yang besar untuk mengikuti pelatihan agar bisa meningkatkan kemampuannya.

Namun, kesempatan itu selalu saja tidak muncul.

Akhirnya, tahun ini, Budi mendapatkan kabar baik---dia diundang untuk mengikuti pelatihan yang sangat diidam-idamkannya!

Setelah kembali dari pelatihan Budi, dipenuhi oleh semangat baru. 

Dia langsung mengenakan pin protokol di kerah bajunya, sebagai simbol dari pencapaian dan harapan yang baru. 

Budi tidak hanya merasa lebih percaya diri, tetapi juga lebih termotivasi untuk berkontribusi lebih dalam pekerjaannya.

Ketika perusahaan memberi kesempatan seperti ini, karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik.

Kenapa Penting?

Kebutuhan manusia adalah sesuatu yang dinamis; mereka tidak berhenti pada satu tingkat saja. 

Seiring berjalannya waktu, kebutuhan kita akan terus berkembang dan meningkat.

Bayangkan jika kita hanya fokus pada kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal, sementara mengabaikan kebutuhan yang lebih tinggi---seperti rasa aman, hubungan sosial, dan penghargaan. 

Hal ini tentu akan memengaruhi motivasi kerja seseorang.

Inilah alasan mengapa perusahaan dan organisasi harus benar-benar peduli dengan karyawannya.

 Mereka perlu berusaha memenuhi setiap tingkat kebutuhan ini.

Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut diabaikan, lambat laun akan muncul masalah yang menggerogoti tubuh perusahaan, instansi, atau organisasi itu sendiri---ibarat benalu yang menggerogoti tanaman.

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow dengan jelas menunjukkan bahwa motivasi seseorang tidak hanya berasal dari kebutuhan dasar, tetapi juga dari kebutuhan untuk dihargai, merasa aman, dan mencapai potensi penuh. 

Sebagai manusia, kita semua berusaha untuk memenuhi kebutuhan ini di setiap aspek kehidupan, termasuk di dunia kerja.

Jadi, jika kita ingin lebih termotivasi atau ingin memotivasi orang lain, penting bagi kita untuk memahami apa yang mereka butuhkan---baik dari sisi fisik, psikologis, maupun sosial. 

Dengan memahami kebutuhan ini, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan memotivasi setiap individu untuk berkembang dan memberikan yang terbaik. 

Karena pada akhirnya, ketika kebutuhan karyawan terpenuhi, bukan hanya mereka yang merasa bahagia, tetapi perusahaan pun akan tumbuh dan berkembang.

Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun