Lalu apa kaitan antara kolesterol dengan serangan jantung? Prinsip dasarnya serangan jantung terjadi akibat tersumbatnya pembuluh darah. Pada pembuluh darah, "kotoran" berupa lemak-terutama kolesterol dan trigliserida dapat menyumbat peredaran darah. Itu sebabnya, kolesterol kerap disebut-sebut sebagai biang keladi penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kolesterol sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk membuat hormon dan vitamin D, serta merupakan bagian asam empedu yang memecah lemak dalam sistem pencernaan. Kebutuhan kolesterol tubuh dicukupi oleh hati. Namun, jika mengonsumsi makanan lemak jenuh berkadar tinggi, hati akan memproduksi kolesterol lagi, sehingga pasokannya menjadi berlebihan.
Kolesterol yang berlebihan dan tidak digunakan akan berkeliaran didalam darah. Ada dua jenis kolesterol yaitu kolesterol buruk (LDL) dan kolesterol baik(DHL). Dikatakan buruk karena kolesterol ini mengendap di dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Endapan yang bertumpuk selama bertahun-tahun ini akan menimbulkan penyumbatan.
Menurut saya, orang dengan kadar kolesterol normal juga berpotensi terkena penyakit jantung
Selama ini banyak orang mengira bahwa hanya mereka yang kadar kolesterolnya tinggi saja yang harus waspada akan risiko penyakit jantung. Padahal, hal ini tidak benar. Menurut sebuah penelitian di University of California, Los Angeles (UCLA) sebanyak 75 persen pasien yang dilarikan ke rumah sakit akibat serangan jantung memiliki kadar kolesterol normal.jauh lebih susah daripada sekedar menurunkan kadar kolesterol Anda. Faktanya, 50 persen orang yang dirawat di rumah sakit karena serangan jantung memiliki kadar kolesterol normal, dan 25 persen orang yang mengembangkan penyakit jantung prematur tidak memiliki faktor risiko tradisional sama sekali. Mungkin peningkatan kolesterol bukanlah penyebab sebenarnya penyakit jantung.
Faktanya, orang dengan kolesterol kadar terendah seiring bertambahnya usia, berisiko tertinggi meninggal dunia. Dalam keadaan tertentu, kolesterol tinggi sebenarnya bisa membantu meningkatkan rentang hidup.
Tidak diragukan lagi, peradangan merupakan penyumbang utama penyakit jantung. Sebuah studi besar yang dilakukan di Harvard menemukan bahwa orang dengan tingkat penanda tinggi yang disebut C-reactive protein (CRP) memiliki risiko penyakit jantung lebih tinggi dibandingkan orang dengan kolesterol tinggi. Kadar kolesterol normal TIDAK melindungi mereka yang memiliki CRP tinggi. Resiko terbesar bagi mereka yang memiliki kadar CRP dan kolesterol tinggi.
Penyakit jantung bukan hanya tentang kolesterol. Penting untuk melihat banyak faktor yang berkontribusi terhadap keseluruhan risiko anda, dan tampaknya ketidakseimbangan insulin dan gula darah, dan pembengkakan, terbukti lebih berisiko daripada kolesterol.
Sebuah studi nasional baru telah menunjukkan bahwa hampir 75 persen pasien yang dirawat di rumah sakit karena serangan jantung memiliki tingkat kolesterol yang mengindikasikan bahwa mereka tidak berisiko tinggi mengalami kejadian kardiovaskular, berdasarkan pada pedoman kolesterol nasional saat ini.
Secara khusus, pasien tersebut memiliki kadar kolesterol lipoprotein low-density (LDL) yang memenuhi pedoman saat ini, dan mendekati setengahnya memiliki kadar LDL yang diklasifikasikan dalam pedoman yang optimal (kurang dari 100 mg / dL).
Dr. Gregg C. Fonarow, Eliot Corday Professor of Cardiovascular Medicine dan Science di the David Geffen School of Medicine di UCLA dan peneliti utama studi ini mengemukakan bahwa "Hampir 75 persen pasien serangan jantung masuk dalam target kolesterol LDL yang disarankan, menunjukkan bahwa pedoman saat ini mungkin tidak cukup rendah untuk mengurangi risiko serangan jantung pada sebagian besar orang yang dapat diuntungkan.".
Sementara risiko kejadian kardiovaskular meningkat secara substansial dengan kadar LDL di atas 40-60 mg / dL, pedoman kolesterol nasional saat ini mempertimbangkan tingkat LDL kurang dari 100-130 mg / dL yang dapat diterima oleh banyak individu. Oleh karena itu, pedoman tersebut dengan demikian tidak mengidentifikasi secara efektif mayoritas orang yang akan mengalami kejadian kardiovaskular fatal dan non-fatal, menurut penulis penelitian tersebut.
Michael Miedema, ahli jantung di Institut Jantung Minneapolis, mengatakan "Penyakit jantung adalah proses multifaktor, dan faktor lain selain kolesterol, seperti merokok atau tekanan darah tinggi, dapat meningkatkan risiko anda walaupun kolesterol anda normal. Sebenarnya, kami menemukan bahwa kadar kolesterol rata-rata pada kelompok individu ini cukup rata-rata. "