Mohon tunggu...
STKIP ParacendekiaNW
STKIP ParacendekiaNW Mohon Tunggu... Dosen - STKIP Paracendekia NW Sumbawa adalah perguruan tinggi keguruan yang mengelola dua program studi, yaitu Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Matematika (jenjang Sarjana)

BLOG STKIP PARACENDEKIA NW SUMBAWA Wadah publikasi tulisan ilmiah populer dan karya sastra mahasiswa dan dosen STKIP Paracendekia NW Sumbawa Penyunting: Prof. Iwan Jazadi, Ph.D., Guru Besar Pendidikan Bahasa Inggris dan Ketua STKIP Paracendekia NW Sumbawa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Sumbawa

27 April 2023   01:48 Diperbarui: 27 April 2023   07:44 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terakhir, kearifan lokal juga berwujud sharing atau pembagian ilmu dari tokoh-tokoh lokal, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pendidikan, dan bahkan orang tua sendiri. Berdasarkan sari-sari pengalaman, para tokoh menjadi sumber pengetahuan lokal yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. 

Para pembaca yang budiman, setelah memahami falsafah hidup dan wujud kearifan lokal Sumbawa, menurut pembaca, apakah kearifan lokal itu penting dalam pendidikan karakter? 

Menurut penulis, berdasarkan beberapa referensi, kearifan lokal itu sangat penting dalam pendidikan karakter karena beberapa alasan. 

Pertama, pendidikan karakter relevan bagi siswa dan guru, pendidikan karakter lebih bermakna karena berakar pada budaya dan tradisi masyarakat. 

Kedua, saat siswa melihat nilai dan tradisi budaya mereka sendiri tercermin dalam pendidikan karakter, mereka lebih mungkin termotivasi untuk belajar sehingga memudahkan proses internalisasi. 

Ketiga, kearifan lokal dapat memperkuat ikatan sosial dan membantu membangun rasa kepemilikan dan semangat masyarakat dalam pendidikan karakter di satuan pendidikan. 

Keempat, pelestarian kearifan dan budaya lokal: hal ini penting bagi masyarakat yang menghadapi tantangan dan dampak negatif dari globalisasi dan modernisasi. 

Berbagai alasan sebagaimana dipaparkan di atas menjadi landasan bagi pendidikan karakter untuk dikembangkan berbasis kearifan lokal. Kurikulum Merdeka yang menjadi salah pilihan utama kurikulum saat ini mendorong pembelajaran yang berpusat pada siswa, termasuk kemampuan, kebutuhan, dan budaya serta kearifan lokalnya. 

Oleh karena itu, pendidikan karakter yang berpusat pada budaya lokal sangat selaras dengan semangat Kurikulum Merdeka. Tujuan Kurikulum Merdeka adalah membangun pelajar yang memiliki karakter atau profil Pancasilais. 

Profil Pancasilais terurai dalam 6 dimensi yaitu (1) beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) gotong royong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, dan (6) kreatif. Keenam dimensi diurai dalam 21 elemen dan tiap elemen juga diurai dalam sub-elemen dan penerapannya disesuaikan tahapan atau fase-fase pembelajaran siswa jenjang PAUD hingga kelas 12. 

Para pembaca dapat mencermati dimensi-dimensi  dalam Profil Pelajar Pancasila. Dimensi dan elemen yang mana yang perlu didahulukan untuk diajarkan kepada anak didik atau siswa kita? Setiap dimensi dan elemen tersebut dapat dihubungkan dengan falsafah hidup dan bentuk-bentuk kearifan lokal orang Sumbawa sebagaimana dipaparkan sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun