Mohon tunggu...
Steward Choirun Annisah
Steward Choirun Annisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prosedur Model Pengembangan Kurikulum

7 Juni 2022   21:24 Diperbarui: 7 Juni 2022   21:39 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

PENDAHULUAN

Kata "kurikulum" sendiri asal mulanya dari bahasa Yunani, yaitu curir dan curere. Curir sendiri memiliki makna pelari dan curere yang artinya adalah berpacu. Jadi kurikulum dalam bahasa Yunani bermakna sebagai sebuah lintasan atau jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Namun, di dalam dunia pendidikan, kurikulum adalah beberapa mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa guna untuk mencapai sebuah tujuan belajar.

Namun beberapa ahli membeberkan pengertian kurikulum secara spesifik dan secara luas. Secara spesifik, kurikulum bermaksud yakni sekumpulan mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Secara luas, kurikulum adalah semua pengalaman belajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, yang dialami oleh siswa guna untuk mencapai sebuah tujuan belajar.

Kurikulum merupakan sebuah syarat utama yang terpenting bagi pendidikan di sekolah sehingga kurikulum tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Kurikulum sendiri merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan tujuan bangsa Indonesia yang tertera dalam alinea pembukaan UUD 1945, salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Penyusunan kurikulum juga harus menimbang beberapa hal, diantaranya adalah dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa, adaptasi dengan lingkungan sekitar, kebutuhan pengembangan nasional, dan perkembangan IPTEK.

Zaman akan terus berjalan dan berkembang sehingga akan menyebabkan beberapa hal ikut berkembang juga, salah satunya adalah kurikulum. Prosedur dalam pengembangan kurikulum yakni diawali dengan perencanaan kurikulum, pengorganisasian kurikulum, dan penyusunan staf dan kontrol kurikulum. Model pengembangan kurikulum sendiri merupakan sebuah tahap yang alternatif dalam rangka mendesain, menerapkan, dan mengevaluasi kurikulum.                                       

HASIL & PEMBAHASAN

PERENCANAAN KURIKULUM

Tahap pertama yang dapat dilakukan dalam pengembangan kurikulum adalah merencanakan kurikulum itu sendiri akan seperti apa dan bagaimana bentuknya. Perencanaan kurikulum sendiri merupakan suatu bagian penting mengingat kurikulum sendiri memiliki beberapa fungsi yakni sebagai suatu rencana pendidikan dan mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan. (Hidayani, 2017)

Di dalam suatu kurikulum terdapat beberapa komponen yang berfungsi sebagai penunjang proses kurikulum itu sendiri. Setiap komponen memiliki keterikatan sehingga apabila terdapat komponen yang kurang, kurikulum akan berjalan secara tidak efektif. Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah : (1) tujuan pendidikan/kurikulum; (2) bahan atau materi pembelajaran; (3) strategi kurikulum; (4) organisasi kurikulum; dan (5) evaluasi kurikulum. (Hamdi, M., 2017)

Berikut beberapa paparan dari komponen-komponen kurikulum:

a. Tujuan pendidikan/kurikulum

Tujuan sendiri memiliki definisi yaitu sasaran akhir dari berbagai kegiatan yang dilakukan, bisa juga berupa capaian yang harus diraih dalam suatu aktivitas. Dalam lingkup pendidikan, dikenal isitilah "kompetensi". Kompetensi sendiri merupakan rumusan kemampuan yang berhubungan dengan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Jenis tujuan pendidikan dibedakan dari yang paling umum dan bersifat jangka panjang dan ada juga bersifat jangka pendek dan lebih spesifik.

Beberapa tujuan pendidikan itu adalah sebagai berikut,

- Tujuan Pendidikan Nasional, merupakan sebuah sasaran akhir yang menjadi inspirasi setiap penyelanggara pendidikan pada setiap jenis dan jenjang di Indonesia. Tujuan pendidikan nasional sendiri tertera pada Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, yang berbunyi "mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bagsa, bertujuanb untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab".

- Tujuan Pendidikan Lembaga, merupakan sebuah sasaran akhir, harapan, arah yang harus dicapai sebuah lembaga pendidikan sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikannya, biasanya dikenal sebagai "standar kompetensi lulus/SKL".

- Tujuan Kurikuler, merupakan sebuah sasaran akhir yang harus dicapai oleh peserta didik dalam setiap akhir mata pembelajaran atau kelompok mata pelajaran guna untuk mengukur seberapa kemampuan yang dimiliki oleh seorang peserta didik.

- Tujuan Pembelajaran, merupakan sebuah rumusan kompetensi yang harus dimiliki dalam setiap akhir pembelajaran. Hasilnya dapat diketahui ketika sudah pada tahap akhir pembelajaran, biasanya dikenal istilah "kompetensi dasar dan indikator". (Sudarman, 2019)

Kurikulum sendiri merupakan sebuah substansi pendidikan, yang dalam pelaksanannya harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah, kebutuhan siswa, kondisi sekolah dan kondisi masyarakat. Maka tujuan pembentukan kurikulum itu sendiri harus memperhatikan tujuan dari pendidikan dan beberapa hal yang telah disebutkan di atas.

b. Bahan/materi pembelajaran

Untuk mencapai tujuan kurikulum yang telah disusun, maka langkah selanjutnya adalah menentuka bahan/materi pembelajaran. Isi dari materi tersebut dapat berupa beberapa topik dan sub-topik tertentu yang relevan dengan tujuan kurikulum. Beberapa topik dan sub-topik tersebut selanjutnya akan membentuk suatu rancangan belajar. (Hidayani, 2017)

Terdapat beberapa kriteria dalam pemilihan suatu bahan/materi pembelajaran diantaranya adalah :

- Signfikasi, yaitu materi penting untuk sebuah tema studi

- Validitas, yaitu sebaiknya materi yang akan dimasukkan valid dan akurat

- Relevansi sosial, sebaiknya materi sesuai dengan moral, cita-cita, permasalahan sosial, isu masyarakat dan sebagainya yang membantu siswa dapat menjadi anggota masyarakat

- Kegunaan, yaitu materi berguna menyiapkan kehidupan siswa menjadi pribadi yang baik

- Kemampuan dan minat, yaitu materi diseimbangkan dengan kemampuan dan minat siswa. (Sudarman, 2019)

c. Strategi kurikulum

Strategi dilakukan untuk merancang kegiatan apa saja yang dapat dilakukan dalam mewujudkan suatu tujuan kurikulum. Semakin bagus strategi yang digunakan, maka akan semakin cepat tujuan kurikulum tersebut dicapai, oleh karena itu, apabila sang pembuat kurikulum dan yang melaksanakannya dapat menggunakan strategi yang tepat, maka tujuan utama dapat tercapai. Terdapat beberapa strategi/pendekatan yang dapat digunakan dalam suatu rancangan melaksanakan kurikulum:

- Pendekatan berpusat pada subjek/mata pelajaran

Dalam pendekatan ini, guru memegang penuh kendali dan pengetahuan serta konten merupakan bagian integral dari strategi berikut. Bahan/materi pembelajarannya  didapat dari komunikasi antara guru dan siswa.

- Pendekatan berpusat pada masalah

Pendekatan tersebut memberikan siswa kesempatan untuk berhubungan dengan dunia nyata. Siswa dapat berpikir kritis dan fokus terhadap kolaborasi yang terjadi antara pihak sekolah dan masyarakat.  Study tour, survey, kerja lapangan, merupakan beberapa contoh implementasi pendekatan ini

- Pendekatan berpusat pada siswa

Siswa menjadi arah pusat perkembangan dalam pendekatan satu ini. Pendekatan ini menekankan pada perkembangan siswa mencakup kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa. (Hamdi, M., 2017)

d. Organisasi kurikulum

Organisasi kurikulum merupakan sebuah pola atau susunan kurikulum yang diimplementasikan pada program studi maupun program pembelajaran. Pola pengorganisasian kurikulum dibagi menjadi beberapa pola sebagai berikut:

- Kurikulum mata pelajaran, berbentuk seperti, mata pelajaran satu terpisah dengan mata pelajaran yang lain dengan alokasi waktu tertentu. Contohnya seperti, pelajaran pancasila, pelajaran bahasa Indonesia, pelajaran fisika, dan sebagainya.

- Kurikulum korelasi, berbentuk seperti, penggabungan dua atau lebih mata pelajaran yang memiliki pokok bahasan atau sub bahasan yang sama dan telah dipertimbangkan sesuai minat dan kemampuan peserta didik. Misalnya seperti bidang studi IPA, bidang studi IPS, bidang studi Bahasa, dan sebagainya.

- Kurikulum terintegrasi, berbentuk seperti, pengintegrasian materi pembelajaran dalam suatu masalah, kegaiatan atau segi kehidupan. Contohnya seperti muatan lokal.

- Kurikulum inti, merupakan bagian dari keseluruhan kurikulum yang ditujukan untuk seluruh peserta didik.

- Kurikulum pemecahan masalah, merupakan kurikulum dengan topik pemecahan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh. Kurikulum ini berpusat pada bahan ajar, seperti berpusat pada peserta didik dan masalah, sehingga sangat melibatkan peranan penting peserta didik. Peserta didik diajak untuk memecahkan sebuah masalah secara kooperatif. (Sudarman, 2019)

e. Evaluasi kurikulum

Evaluasi merupakan alat ukur untuk mengetahui sebuah pembelajaran telah mencapai tujuannya dan pengukur seberapa keberhasilan yang dicapai. Kegiatan nyata penerapan kurikulum di sekolah terlihat pada suatu pembelajaran yangt mencakup pencapaian tujuan-tujuan belajar dan proses mengajr dan pastinya akan memberikan suatu umpan balik. Umpan balik tersebutlah yang diharapkan akan menjadi usaha untuk penyempurnaan suatu kurikulum kedepannya.

PENGORGANISASIAN KURIKULUM

Tahap kedua dari beberapa tahap diatas adalah mengorganisasikan kurikulum. Pengorganisasian kurikulum merupakan suatu upaya merancang atau membuat desain bahan kurikulum dengan tujuan untuk mempermudah para siswa dalam berbagai kegiatan belajar sehingga tujuan belajar pun mudah untuk dicapai. Dalam pengorganisasian kurikulum, keseimbangan bahan pelajaran haruslah sangat diperhatikan. Keseimbangan tersebut adalah diantaranya terhadap bahan/isi kurikulum dan keseimbangan yang berkaitan dengan proses belajar. Beberapa hal yang harus diperhatikan tersebut juga berguna untuk meminimalisir adanya pengulangan dan adanya pelompatan pada beberapa materi. Waktu juga merupakan salah satu hal penting lain dalam pengorganisasian kurikulum. (Kurniawan, 2014)

Dalam konseptual model pengembangan kurikulum, organisasi memiliki peran yang cukup penting yaitu sebagai carauntuk memilah berbagai pengalaman belajar yang telah disediakan oleh lembaga pendidikan. (Aprilia, 2020) Untuk mengembangkan suatu kurikulum, maka dapat diperoleh beberapa strategi pengorganisasian sebagai berikut ;

- Organisasi perencanaan kurikulum yang dikembangkan oleh tim penyusun kurikulum

- Organisasi pelaksanaan kurikulum yang terdapat pada daerah-daerah

- Organisasi evaluasi kurikulum yang melibatkan beberapa individu yang berkepentingan (Weaver, 2009)

Untuk beberapa pola pengorganisasian kurikulum dapat kita lihat dalam salah satu sub-bab diatas mengenai organisasi kurikulum.

PENYUSUNAN STAF DAN KONTROL KURIKULUM

Penyusunan staf  yang dimaksud disini adalah sebuah upaya yang dilakukan guna mewujudkan suatu sistem kurikulum agar dapat terlaksana dengan baik melalui cara penyediaan orang-orang yang nantinya akan dibagi tugas masing-masing individu. Penyusunan staf melewati beberapa tahap, yaitu rekrutmen, seleksi, hiring, penempatan, dan manajemen staf.  (Weaver, 2009)

Rekrutmen merupakan tahapan pertama dalam penyusunan staf berupa proses ketenagaan yang berkualifikasi untuk menempati berbagai posisi yang dibutuhkan. Rekrutmen sendiri dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu rekrutmen eksternal dan rekrutmen internal. Setelah melewati tahap rekrutmen, maka tahap selanjutnya adalah seleksi. Seleksi dilakukan dengan cara mengidentifikasi beberapa kriteria seleksi yang dibutuhkan bagi perusahaan tersebut untuk para calon staf.

Tahap berikutnya adalah hiring. Hiring merupakan tahap dimana pengidentifikasian kandidat staf mana yang terbaik diantara yang terbaik dan berakhir dengan penentuan calon staf yang paling memenuhi syarat. Berlanjut ke tahap beriktunya adalah penempatan dimana para staf bertransisi ke lingkungan kerjanya yang nyata. Disini para staf baru menunjukkan performanya dalam bekerja guna untuk bertahap dan berkembang. Tahap yang paling akhir yakni manajemen staf yang dimana perusahaan tersebut mengadakan pelatihan, penilaian, maupun kompensasi guna untuk menilai dan mengembangkan kinerja para stafnya. (Utami et al., 2019)

Kontrol kurikulum merupakan proses pembuatan keputusan terhadap kurikulum di dalam sekolah dimana proses pengajarannya dibatasi oleh minat-minat pihak luar seperti orang tua, masyarakat umum, dan karyawan. Kontrol kurikulum  beroperasi melalui perubahan keseimbangan minat-minat pihak luar dengan minat-minat internal. Perubahan keseimbangan tersebut berimplikasi utama terhadap konsepsi perubahan perencanaan kurikulum.

KESIMPULAN

Zaman akan semakin maju dan berkembang yang pastinya beberapa aspek lain akan mengikuti perkembangan tersebut, salah satunya adalah kurikulum. Kurikulum haruslah selalu dikembangkan agar tujuan dinamis dari kurikulum tersebut dapat terwujud mengikuti perkembangan zaman. Penyusunan pengembangan kurikulum juga harus menimbang beberapa hal, diantaranya adalah dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa, adaptasi dengan lingkungan sekitar, kebutuhan pengembangan nasional, dan perkembangan IPTEK. Model perkembangan kurikulum pastinya memiliki beberapa prosedur/tahap dalam pengembangannya. Beberapa tahap tersebut ialah perencanaan kurikulum, pengorganisasian kurikulum, dan tahap terakhir ialah manajemen staf dan control kurikulum. Dibalik beberapa tahap tersebut, tentunya pengembangan kurikulum tidak lupa harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan belajar yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan siswa dan mencakup standar keberhasilan penuh.

 

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, W. (2020). Organisasi dan Desain Pengembangan Kurikulum. Islamika, 2(2), 208--226. https://doi.org/10.36088/islamika.v2i2.711

Hamdi, M., M. (2017). Konsep Pengembangan Kurikulum. INTIZAM: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(1), 1--13.

Hidayani, M. (2017). MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM Masrifa Hidayani. At-Ta'lim, 16(2), 375--394.

Kurniawan, D. (2014). Model dan Organisasi Kurikulum. Kurikulum Pembelajaran, 1--45.

Sudarman. (2019). Pengembangan Kurikulum: Kajian Teori dan Praktik (L. Subagiyo (ed.)). Mulawarman University Press.

Utami, W. B., Amir, Y. H., Ponoharjo, P., & Aulia, F. (2019). Pengembangan Model Manajemen Kurikulum 2013. Quality, 7(2), 114. https://doi.org/10.21043/quality.v7i2.5792

Weaver, T. (2009). Grass roots. Engineering, 250(2), 44--47.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun