Doktrin kerusakan total tidak hanya berfungsi sebagai bahan perdebatan teologis semata. Doktrin ini bukan sekadar pemuasan rasa ingin tahu manusia. Sebaliknya, doktrin ini memiliki implikasi yang luas dan praktis bagi orang percaya. Berikut ini adalah beberapa manfaat praktis dari doktrin ini:
- Memberikan jawaban yang paling masuk akal atas sumber berbagai kejahatan di dunia.
- Mengingatkan kita betapa buruknya kita seandainya Tuhan dalam anugerah-Nya tidak berintervensi ke dalam hidup kita.
- Kesadaran ini membuat kita semakin menyadari, memahami dan menghargai anugerah Allah.
- Kesadaran ini juga menolong kita untuk tidak menjadi sombong rohani dan merasa diri lebih baik daripada orang lain.
- Memberi citra diri yang sehat dan seimbang, bahwa nilai diri kita bukan terletak pada apa yang kita miliki atau capai, tetapi apa yang Tuhan telah lakukan dalam hidup kita.
- Memberi penghiburan dan melepaskan perasaan bersalah dalam diri kita apabila kita sudah berusaha memberitakan Injil kepada orang-orang yang kita kasihi tetapi mereka masih tidak mau bertobat, bahkan jika mereka akhirnya binasa sekalipun.
- Menghindarkan kita dari berbagai usaha filantropis semata-mata dalam penginjilan, karena teladan kebaikan saja tidak akan cukup untuk mempertobatkan orang. Kuasa Injil (Rm. 1:16-17) dan intervensi Roh Kuduslah (Yoh. 16:8-11) yang dapat mempertobatkan orang.
- Meyakinkan kita tentang kepastian keselamatan, bahwa kalau ketika menjadi seteru Allah kita dikasihi begitu rupa, apalagi sekarang kita menjadi anak-anak-Nya (Rm. 5:10).
- Menyadarkan kita untuk terus bersandar pada Roh Kudus guna mengalahkan pengaruh natur manusiawi kita yang tercemar (Flp 3:13).
- Mendorong kita untuk lebih serius mendidik anak-anak dalam kebenaran, karena anak-anak bukan seperti kertas putih (kontra teori tabularasa John Locke), tetapi kertas hitam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI