Andi hanya mengangguk setelah mendapat perintah dari Ibu. Makan siang berjalan diliputi keheningan. Sepertinya mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing sampai akhirnya notifikasi dari ponsel Andi terus berbunyi. Andi kemudian membalas notifikasi yang ternyata berisi pesan dari temannya dengan senyuman cerah. Ia kemudian segera bergegas ke kamarnya sebelum akhirnya Ibu kembali bersuara
"Andi, tolong makanannya kamu habiskan dulu. Lagian, kamu mau kemana?"
"Ke kamar. Aku mau coba game baru lagi" Andi tersenyum antusias
"Andi, duduk sebentar. Ibu mau bicara"
Nada Ibu yang serius membuat Andi mengurungkan niatnya. Ia segera kembali ke tempat duduknya, menunggu Ibu berbicara
"Kenapa, Bu? Andi janji setelah ini akan bantu Ibu"
"Bukan begitu," Kata Ibu pelan sambil menghela napasnya dengan cukup kasar
Ia memandang anak semata wayangnya dengan seksama, menyelisik satu demi satu bagian wajah anaknya. Benar, Andi memang mirip dengan mendiang suaminya
"Andi, apa hobimu?" Ibu melanjutkan
"Hah, hobiku? Aku suka bermain game dan... tentu saja rebahan di kasurku" Andi sedikit berguyon
"Kamu persis seperti Ayahmu"