Mohon tunggu...
Stefi Rengkuan
Stefi Rengkuan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Misteri kehidupan itu karena kekayaannya yang beragam tak berkesudahan

Lahir di Tataaran, desa di dekat Danau Tondano, Minahasa. Pernah jadi guru bantu di SD, lalu lanjut studi di STFSP, lalu bekerja di "Belakang Tanah" PP Aru, lalu di Palu, dan terakhir di Jakarta dan Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Film

Pengakuan Sang Komandan Pasukan Perang: Tatapan Mata Korban, Penyesalan dan Wujud Pertobatan Sejati

14 Desember 2022   20:22 Diperbarui: 16 Desember 2022   22:44 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: page FB Poets

Ben tidak menjawab, dan terus berjalan mendekati rumahnya, apalagi dia melihat mobil anaknya sedang ke rumah.

"Covak, jangan kau apakan anakku. Ini urusan kita berdua!"

Ben berusaha untuk melindungi anaknya dari buruan si Covak. Untunglah tak lama kemudian putranya pergi lagi. Dia datang menengok ayahnya dengan membawa sebotol anggur, karena ayahnya tidak jadi datang di acara baptisan bayinya. Dia tidak tahu kalau ayahnya sedang menjadi target buruan. Dia mungkin sudah maklum sikap ayahnya yang tak mau menemui anaknya sejak lahir.

Pada saat itu, Covak mendatangi beranda rumah dan mengambil botol anggur yg baru saja ditinggalkan. Dan pada saat dia membuka dan menegak isi anggur ke mulutnya, lalu anak panah mendekati dengan  cepat, lebih cepat dari lirikan mata, yang tiba-tiba saja menembus kedua pipi dan menempelkannya di pintu kayu rumah tersebut tersebut.

Covak diikat dan dibaringkan tak berdaya. Ben menakut-nakutinya dengan membantingkan kapak di sisi kiri kanan kepala Covak. Saking kesel dan marahnya, Ben masih berusaha menyerang Covak dengan kata2 menuduh dan menghakimi.

"Hai Covak, kau adalah anggota pasukan Scorpions Serbia, ditangkap karena menghabisi orang muslim Boszia, anak2 dan perempuan!"

"Itu adalah perang terbuka, Ben. Ini adalah karma, harus terjadi tak bisa ditolak."

"Kau tahu Covak, cerita saya bersama ayah. Suatu kali kami berburu, mengejar dan membidik mengenai rusa, namun tapi tidak sampai mati. Kami terus mengejarnya dan setelah terkejar, ayah saya menyuruh saya untuk segera menghabisinya, dengan cepat mengambil hatinya supaya daging tidak cepat membusuk."

"Saat itu, sepersekian detik, saya menyaksikan dan menyadari, meskipun dia seekor hewan, saya bisa melihat dan merasakan cahaya menghilang dari matanya."

"Oya benar katamu, Covak. Karma orang Serbia menyerang Bosnia dan sebaliknya, demikian juga dengan tentara Nazi dan jutaan korbannya.... Kau menyiksaku dan saya menyiksamu. Dan kita sebenarnya bisa mundur 1000 tahun ke belakang dalam sejarah dimana kita umat manusia mulai saling menyakiti."

Lalu tali pengikat Covak terputus karena kapak, dan Ben bisa dipukul tak berdaya jatuh di lantai. Giliran Covak menyandera si Ben.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun