Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyusuri Curug, Kampung, dan Hutan di Hari Natal

26 Desember 2024   07:06 Diperbarui: 26 Desember 2024   19:26 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejarah Curug Dago di depan pintu masuk. Dokpri

Tidak hanya menyimpan keindahan, tempat ini juga menyimpan sejarah---prasasti batu bertuliskan aksara Thai menjadi saksi kehadiran Raja Chulalongkorn dari Thailand pada akhir abad ke-19.

Seperti Natal yang merayakan kasih, prasasti ini mengingatkan bahwa pertemuan budaya adalah harmoni yang patut dirayakan.

Namun, perjalanan ke dasar Curug Dago menuntut "kaki yang utuh". Anak tangga yang terlalu tinggi, licin dan curam memberikan tantangan fisik yang nyata. Lutut saya mulai terasa berdenyut,tetapi semangat itu memulihkan---memberikan energi untuk terus melangkah.

Melintasi Kampung Padi Dago, Pesantren dan Kampung Tjibarani

Kampung Tjibarani yang teratur dan bersih. Dokpri
Kampung Tjibarani yang teratur dan bersih. Dokpri

Dari Curug Dago, kami melanjutkan perjalanan menuju Kampung Tjibarani, melewati Kampung Padi Dago.

Udara di sini masih terasa segar, seperti doa-doa pagi yang memenuhi ruang-ruang langit.

Di Hari Natal ini, kampung kecil ini memberikan kesan.

Anak-anak bersenda gurau, bermain sepeda sambil tertawa ceria, anak-anak berlarian di antara pekarangan rumah, tertawa riang tanpa gadget di tangan mereka. Sebuah perayaan harmoni antara manusia dan alam.

Jalanan yang lengang, bersih dan dipenuhi dengan pohon-pohon hijau yang tertata rapi bergoyang lembut ditiup angin, menari seperti kidung pujian di gereja.

Kampung Tjibarani dengan background kampung pelangi. Dokpri
Kampung Tjibarani dengan background kampung pelangi. Dokpri

Perjalanan kami berlanjut, melewati perkampungan kecil.

Di sini, ayam dan bebek bebas berkeliaran di halaman rumah, sesekali melintas di jalanan yang kami lalui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun