Mengapa tidak ada yang menulisnya? Saya kira Anda tahu jawabanya. Seseorang akan menulis suatu obyek kaena ada hal yang menarik dari obyek itu. Saya tidak mengatakan bahwa pada Dompu tidak ada hal yang menarik, loh. Tapi silakan Anda menilai sendiri.
"Kolom-Kolom untuk Dompuku"
Kalau mau jujur, Dompu kita miskin di beberapa aspek. Salah satunya adalah bacaan tentang daerah kita. Ada yang mencoba mengingatkan saya agar jangan terlalu Vulgar memberi kritik. Nanti ada yang tersinggung " Kita ini warga Nggahi Rawi Pahu.Â
Seharusnya kita mampu mewujudkan nilai sakral dari semboyan tersebut. Itu semua untuk kemajuan daerah yang kita cintaiini.Â
Jangan sampai kalimat" untuk kemajuan daerah Dompu" hanya sekedar menjadi lip service atau formalitas seperti kebanyakan pidato yang di bacakan oleh orang-orang di atas sana. It's not interesting listening to their talks because it's nothing to do with those rhetoric.
Mengapa Dompu mengalami krisis sumber bacaan? Saya setidaknya mengidentifikasi beberapa penyebab. Pertama, kurangnya rasa menjadi bagian dari daerah dan nihilnya kebangaan menjadi bagian dari Dompu.Â
Untuk menyederhanakan kalimat itu, saya meminjam istilah seorang Ph.D bahwa generasi Dompu mengalami krisis identitas. Mengapa bisa demikian?Â
Saya mau bertanya; pernah anda sejak SD sampai SMA di beritahuan sejarah da nasal usul Dompu yang komprehensif? Yang lengkap. Saya yakin jawaban sebagai besar Anda adalah tidak.
Untuk" Ngghi Rawi Pahu" Ku
Beberapa banyak orang Dompu dari yang kecil sampai tua, dari pejabat rakyat jelatan seperti saya, termaksuk yang keturunan bangsawan, yang mengetahui sejarah da nasal usul Dompu dengan jelas dan terperinci? Anda akan mendapati jumlah yang sangat sedikit sebagian besarnya tidak tahu.Â
Sekali lagi TIDAK TAHU. Itupun jumlah sedikit yang tahu belum tentu benar-benar memahami sejarah daerahnya.Â