Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gendam

17 Januari 2015   15:45 Diperbarui: 17 Januari 2017   11:21 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pondoknya di mana Pak...saya ikut... biar nanti bapak tak usah mengantar ke tempat saya ....saya menunggu saja ya...." pinta Hesti. 

"Gak usah mbak.....pondoknya jauh.....nanti aja kalau sudah selesai saya akan ke rumah mbak ...." sambil mereka berjalan keluar dari rumah makan. 

"Mbak..langsung pulang saja ya...gak usah jualan dulu......dan jangan cerita siapa-siapa ya di rumah nanti...." kata bapak itu tadi sambil memanggil becak yang ada di depan rumah makan itu. 

 Hati Hesti senang sekali karena bapak itu memberinya uang duapuluh ribu untuk membayar becak itu. Hesti jadi ingat kalau di dompetnya sudah gak ada uang lagi. Semua sudah diberikan kepada bapak itu, termasuk HP yang baru dibelinya kemarin sore, dan sepasang anting berlian dan cincin berlian.

 Aah....biar sajalah toh ntar sore dikembalikan, hanya didoakan saja kok......tapi apa bener ya....pikirannya kacau antara percaya atau tidaknya janji bapak itu.

 Sesampainya di rumah Hesti langsung membersihkan diri dan masuk kamar. Kacau banget pikirannya, namun seperti kata bapak tadi Hesti harus diam aja di kamar dan tidak menceriterakan pada siapa pun tentang peristiwa ini. Dia hanya menunggu sore dan malam , seperti janjinya bapak itu akan datang memberikan semua barang-barangnya yang sudah didoakan . 

Malam tiba sudah....tapi tak ada tamu satu pun, Hesti bertanya apa ada tamu yang mencarinya, kakaknya bilang tak ada siapa-siapa. Sampai jam 9 malam telpon rumahnya berbunyi, Hesti segera bergegas, itu pasti bapak yang tadi pikirnya.

 "Halo....ini Mbak Hesti ya....begini mbak...saya tidak bisa datang malam ini..tapi besok saya akan datang.....tapi begini mbak...untuk membersihkan harta mbak ini...mbak harus memberi donatur pada Panti Asuhan sebesar 20 juta...segera di transfer ya mbak.....ini syarat untuk membersihkan dan mendoakan mbak looh..."

 "Tapi saya saat ini gak punya uang lagi pak kan ATM saya ada di bapak...." 

"Pokoknya segera ditransfer ke rekening mbak sendiri yang ATM-nya saya bawa ini....saya yakin besok pagi mbak bisa mengusahakannya..kalau mbak ingin selamat...." nada bapak disana sudah mulai mengancam juga. 

Setelah menerima telpon itu, Hesti berpikir kepada siapa hendak meminjam uang itu ya...toh nanti bila barang-barang dan ATM-nya sudah dikembalikan bapak itu dia aka segera mengembalikan juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun