Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gendam

17 Januari 2015   15:45 Diperbarui: 17 Januari 2017   11:21 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hesti sempat melonggo tak mengerti tapi dia segera meniru tindakan laki-laki itu dengan menyerahkan uang yang ada di dompetnya, padahal dia ingat kalau uang itu akan digunakan untuk membayar gaji bulanan 2 karyawannya. 

Tapi belum sempat berpikir panjang bapak itu berkata : "Mbak..jangan kuatir ini hanya saya bersihkan, saya doakan saja nanti saya kembalikan...." 

"Mbak..mosok hanya uang saja...itu mbak pakai kalung, anting dan juga cincin .......kasihkan aja mbak biar dibersihkan bapaknya..." lagi-lagi Hesti belum bisa berpikir panjang tapi hanya menurut saja mencopoti semua perhiasan yang ia gunakan dan memberikannya pada bapak itu. 

"Mbak...lah itu HP nya gak dikasihkan....mbak pasti punya ATM juga kan ..kasihkan aja mbak..biar harta benda kita bersih..." tanpa bisa berpikir panjang Hesti hanya menurut aja memberikan HP dan ATM harta bendanya terakhir yang masih ada semua diberikan pada bapak itu. 

"Mbak....ngasih ATM kok gak sekalian PIN-nya kan nanti susah mendoakannya..." Hesti pun segera mengambil kertas dan pulpen dan menuliskan PIN 2 ATM-nya  dan memberikanya pada bapak itu..

 "Jangan kawatir mbak..saya hanya ingin mendoakan saja...." kata bapak itu setelah melihat ada keraguan di wajah Hesti. Hesti masih berpikir akan didoakan saat itu juga dan segera semua di kembalikan, tapi ternyata..

 " Mbak...ini saya  tidak bisa konsentrasi kalau berdoa di sini ...harus di pondok ....ini saya bawa dulu ya...nanti kalau sudah selesai didoakan akan saya kembalikan ke rumah mbak..." " Iya..mbak..jangan kawatir nanti sama saya mengembalikannya...barang-barang saya juga dibawa bapaknya kok..." laki-laki muda itu menyakinkan Hesti. 

" Tolong tulis nama , alamat dan no telp rumah..ya...biar gampang saya menghubungi mbak..untuk mengembalikan barang-barang ini......" bapak itu berusaha menyakinkan  agar tak perlu kwuatir dengan barang-barang dan uang Hesti. Setelah itu Bapak itu menyerahkan bungkusan kain putih kepada Hesti .

 "Ini Mbak....kitab yang saya bawa....sekarang saya lebih mantab menyerahkan kepada mbak daripada mengembalikannya pada Museum, nanti biar saya yang minta ijinkan kepada almarhum kakek saya.....karena kakek saya pasti akan senang bila kitab ini berada di tangan mbak...tolong bukanya nanti saja setelah saya selesai mendoakan harta benda dan mengembalikannya pada mbak ya...."

 " Waaah..mbak beruntung sekali...saya sebenarnya yang ingin merawat kitab itu...tapi ternyata bapak itu lebih memilih mbak.....selamat ya Mbak...." kata laki-laki muda itu untuk lebih menyakinkan saya.

 "Sudah...ya mbak...saya harus segera ke masjid untuk mendoakan barang-barang mbak ini...." Bapak itu sudah ingin mengakhiri aksinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun