Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Peran Psikolog untuk Menjaga Kesehatan Mental Remaja

10 Oktober 2022   16:20 Diperbarui: 12 Oktober 2022   11:00 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kesehatan mental anak terganggu perlu penanganan dari psikolog (Gambar dari Kompas)

Ilustrasi Kesehatan mental anak terganggu perlu penanganan dari psikolog (Gambar dari Kompas)
Ilustrasi Kesehatan mental anak terganggu perlu penanganan dari psikolog (Gambar dari Kompas)

Siswa konsultasi kepada guru GP seperti ada ketakutan akan stigma "Anak nakal" begitu juga dengan datang kepada psikolog. Hal ini yang harus diluruskan agar remaja jiwanya sehat. 

Psikolog penting untuk mendampingi remaja, karena pada umumnya tingkah laku mereka sedang masa krisis, peralihan menuju dewasa. 

Remaja biasanya enggan disebut anak-anak, tetapi belum bisa dikatakan dewasa.

Ketika dalam masa storm and stress, yakni remaja cenderung mengalami frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi. Dia akan mencari pelarian, lingkungan yang bisa menerima dirinya tanpa syarat.

Ketika masa itu, ada orang tua yang melakukan pendampingan dengan bantuan pakar yakni psikolog remaja. Namun, ada pula yang diatasi sendiri oleh orang tuanya. Banyak pula yang dibiarkan dengan harapan suatu saat anak bisa berubah. 

Ketiga cara ini tentunya dengan harapan anak menjadi anak yang baik, bertanggung jawab.

Namun, semuanya tak lepas dari tantangan. Ketika memilih psikolog sebagai pendamping anak remaja, kasus seperti Dimas bisa terjadi. Alih-alih Dimas semakin baik, dia malah semakin lari dari keluarganya. 

Peran psikolog sangat diperlukan untuk siapa saja, pun remaja, apalagi jika remaja telah berperilaku buruk dan menyakiti dirinya sendiri.

Namun, karena ada stigma jika datang ke psikolog itu orang sakit jiwa (gila), menyebabkan seseorang malu untuk konsultasi.

Agar peran psikolog diterima oleh remaja, menurut saya harus ada edukasi ke sekolah melalui seminar, diskusi langsung dengan siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun