Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Ibu dari 1 putri, 1 putra

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Berikut 4 Alasan Saya Memberi Izin Anak Membuat SIM A

15 November 2021   16:34 Diperbarui: 17 November 2021   20:13 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Remaja pada umumnya ingin belajar mengemudi pada usia 15 tahun atau bisa juga lebih muda dari itu. Setelah bisa, memiliki SIM adalah idamannya.

Sebagian orang tua mungkin senang, tidak ada tanggungan antar jemput sekolah lagi. Akan tetapi, hal demikian sangat beresiko pada anak-anak, meskipun sebagian remaja merasa siap mengemudi.

Seperti anak saya, usia 15 tahun sudah belajar mengendari motor, tetapi saya tidak mengizinkan membawanya ke sekolah atau berkendara di luar dusun sendiri. Cukup berkendara sekitar rumah saja, misalnya ke rumah budenya, belanja ke bulenya.             

Ketika anak saya berusia 17 tahun, dia minta izin membuat KTP, walaupun sebenarnya masih memiliki kartu pelajar. Setelah pembuatan KTP dikabulkan, dia beralih ingin memilki SIM motor dan mobil.

Teman-teman pasti kaget, di Madiun anak-anak pergi sekolah enam puluh persen mengendarai motor, sisanya diantar orang tua dan bersepeda. Jadi SIM C bagi remaja sangat diperlukan.

Namun, remaja memiliki  SIM A, terutama perempuan. Kita harus berpikir seribu kali alasan dan  kemanfaatannya. 

Ilustrasi remaja putri mengemudi. Foto by Pinterest
Ilustrasi remaja putri mengemudi. Foto by Pinterest

Baca juga artikel terkait Membuat E-KTP Anak Usia 17 Tahun Mudah, Berikut Langkah-langkahnya!

Berikut alasan saya mengabulkan permintaan pembuatan SIM A pada anak.

Usia remaja memiliki SIM A dan kendaraan pribadi, bagi sebagian orang tampak memanjakan, berlebihan. Akan tetapi, bagi orang tua yang memberikan fasilitas itu dengan tujuan baik dan cara yang baik, saya kira tidak masalah.

Sebelum memberi izin, orang tua sudah mempertimbangkan resiko dan tahu bagaimana cara menekan resiko tersebut.

Ini alasan saya memberi izin pembuatan SIM A kepada anak di usia  17 tahun:

Pertama, usia 

Secara umum batas usia minimal seseorang memiliki SIM adalah 17 tahun. Marcell Kurniawan, Training Direktor The Real Driving Center (RDC) menjelaskan kepada kompas, "Pada usia tersebut, seseorang sudah dianggap mampu untuk fokus, mengambil keputusan yang tepat dan mampu melakukan berbagai tindakan antisipatif yang diperlukan,"

Dari usia, anak saya tidak masalah, tetapi, usia tidak menjamin seseorang bisa fokus dan memiliki keberanian mengemudi.

Contohnya, walaupun saya ibunya, dan usia sudah dua kali lipatnya bahkan lebih dari usia anak saya, tidak memiliki keberanian mengemudi. 

Ada hal lain yang meyakinkan saya mengizinkan anak memiliki SIM A.

Kedua, emosinya stabil

Memasuki usia 17 tahun, anak berada di masa dewasa, Dia juga sudah bisa berpikir secara rasional dan bisa mengontrol diri untuk tidak melakukan hal-hal yang beresiko.

Namun, walaupun secara teori kematangan kognitif remaja telah sempurna. Tugas orang tua tetap membimbing dia untuk menjauhi perilaku yang berisiko, karena anak akan terus berkembang hingga usia 20 tahun

Ketiga, bisa menghargai orang lain

Anak belajar mengemudi itu sebentar, lima kali belajar di jalan sudah lancar, yang susah itu membiasakan anak menghargai orang lain. Kita tahu jalan itu bukan milik nenek atau orang tua, ada banyak pengguna dan aturan lalu lintas. Di sini anak harus bisa menghargai pengguna jalan yang lain. Pembiasaan menghargai orang lain harus diterapkan sejak kecil.

Keempat, edukasi cukup

Banyak remaja bisa mengemudi secara otodidak, tanpa kursus mengemudi, sehingga dia tidak tahu aturan mengemudi. Kurangnya edukasi ini menurut Marcell, rentan mengalami kecelakaan.

Anak saya belajar mengemudi bukan dari les privat di sebuah lembaga. Ayahnya mengajari di lapangan dua kali, dua kali di jalan raya desa dan lima kali di jalan provinsi. Selama belajar, ayahnya memberi edukasi detail.

Setelah empat hal di atas terpenuhi, barulah kami mengizinkan dia membuat SIM A.

Untuk menjaga keselamatan saat mengemudi, saya pun memberi saran untuk menjaga kesehatan, merawat kendaraan secara berkala. Selain itu, ada juga larangan yakni ;

Tidak mengemudi di bawah pengaruh teman

Anak dilarang mengemudi di bawah pengaruh teman artinya saya melarang dia membawa mobil dengan teman-temannya.

Menurut beberapa sumber, data kecelakaan menunjukkan bahwa mengemudi dengan teman sebaya meningkatkan resiko fatal bagi remaja, terutama laki-laki.

Saya menyakini hal tersebut, karena, ketika bersama teman-teman, remaja putri atau laki-laki akan lepas kendali. Budaya ngebut sepertinya sudah disetujui oleh teman-temannya, mereka asyek tanpa memikirkan resiko.

Perilaku ngebut yang dilakukan remaja juga bukan pengaruh dari teman saja, tetapi, remaja terkadang berpikir salah. Mereka berpikir masa remaja adalah masa saat kesehatan fisik prima, sehingga ngebut adalah pilihan tepat. Mereka juga mengabaikan resiko pada saat mengemudi. 

Dalam bahasa jawa yang pernah saya dengar adalah, "Sing penting perigel." Artinya tidak akan terjadi kecelakaan jika orangnya perigel, bisa ngerem dadak, dan lain-lain.

Kalimat itu sering saya dengar ketika ada orang kecelakaan di depan toko saya, "Untung orangnya perigel jadi gak terjadi apa-apa." atau jika orangnya terjatuh yang terlontar, "Orangnya tidak perigel sih, jadi wae tiboh." 

Jujur saya tidak setuju dengan tanggapan seperti itu, tetapi, ya sudah setiap orang bebas berpendapat.

Anak boleh saja mengemudi dengan temannya, tetapi ada batasan penumpang dan pastikan temannya yang memberi pengaruh positif. Namun, terkadang larangan itu dibantah, di sini tugas orang tua memberi edukasi tentang resiko.

Kesimpulannya, seseorang memiliki SIM sebagai usaha keselamatan berkendara dan menekan angka kecelakaan. Saya berpikir, untuk mendapatkan SIM tentu ada rangkaian tes tulis, dan praktek. Apakah seseorang layak untuk mengemudi atau tidak.  

Salam hangat,

Sri Rohmatiah

#tulisan ke-280

Perigel =mahir

Bahan bacaan : 1 dan  2 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun