Mohon tunggu...
Sri Mulyani (Agil Senja)
Sri Mulyani (Agil Senja) Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang pengembara kata. Berjalan pada sebuah perkiraan, namun sering gagal menerka pertanda. Saya mungkin satu dari jutaan orang di dunia yang mencintai sastra. Apakah kita bisa saling berbagi titik atau koma?

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tangkapan Terakhir Sebelum Bulan Hujan

23 Januari 2023   13:00 Diperbarui: 23 Januari 2023   13:09 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suasana masih belum berubah, hanya air muka Minah yang tiba-tiba berubah. Hati-hati ia duduk disamping suaminya, dan kembali menatap purnama yang mungkin cemburu dengan kemesraan mereka.

"Ada apa mas?"

"Fina kemana?"

"Sedang belajar, mau aku panggilkan?"

"Tidak perlu, biarkan saja."

"Ada yang mengganggu pikiranmu? Soal permintaan anakmu?"

"Jelas Min, kamu tahu sendiri penghasilanku tak menentu, sedangkan permintaan anakmu itu..."

Parjo menerawang jauh ke arah purnama yang sedang lekat menyaksikan percakapan mereka. Minah pun seperti kehabisan kata untuk perbincangan yang baru saja dimulai itu.

"Lantas rencanamu bagaimana Kang?"

"Lusa aku akan merantau Min, kerja di pabrik ikut Kang Parmin, aku rasa lebih menguntungkan. Dan tentunya bisa memenuhi keinginan Fina."

"Sudah dari kemarin-kemarin, Kang Parmin menghubungi Aswan kalau pabrik tempatnya bekerja membutuhkan beberapa karyawan lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun